FilmMania21 - Sinopsis Young Pal Episode 17 PART 1, “Enam bulan telah berlalu. Aku membuka klinik sendiri. Klinik daerah. Karena residensiku tidak selesai, maka aku tidak bisa jadi dokter spesialis.” Sebuah papan nama klinik disebuat tempat.
“Dan karena itu, aku tidak bisa bekerja di manapun. Kuputuskan hidup sebagai dokter santai di kota yang tenang. Hidup tanpa beban. Aku tak perlu lagi buru-buru memenuhi panggilan rumah dari para mafia atau memenuhi panggilan rumah dari orang-orang istimewa. Tapi sejujurnya, ini bukan seutuhnya hidup tanpa beban.” Tae Hyun berbaring di balkon sambil menatap langit yang cerah lalu memejamkan matanya merasakan hembusan angin sepoi-sepoi, terdengar teriakan dari dalam memanggil namanya.
Tae Hyun masuk ke dalam rumah yang terlihat telah diperbaharui, bertanya apakah makanan sudah siap. So Hyun terlihat memasak untuk kakaknya, menyuruh cepat makan karena jam makan siangnya sudah hampir habis dan pasien pasti menunggunya.
“Perhatianlah pada orang yang memasak untukmu. Kau makan tiga kali sehari di rumah.” keluh So Hyun,
“Benar! Bukankah menyenangkan makan di luar sesekali?” ucap So Chul sambil memberikan telur diatas mangkuk So Hyun
“Hei... Kau tidak ingin cari kerja?” sindi Tae Hyun, So Chul pun hanya bisa tertunduk diam.
So Hyun meminta kakaknya untuk tidak berbicara seperti itu saat makan dan membiarkanya, lalu dengan penuh perhatian menawarkan sup lagi, So Chul mengangguk, lalu memberikan mangkuknya untuk menambah sup. Tae Hyun hanya bisa menatap heran melihat tingkah keduanya.
“Dan So Hyun... sehat.” gumam Tae Hyun
Di sebuah tempat, Yeo Jin makan daging steak tapi terlihat tak berselera, didepanya ada Jaksa agung dan petinggi lainya. Si Petinggi berkacamata bertanya apakah Yeo Jin Sudah dengan Perdana Menteri baru. Yeo Jin menjawab belum.
“Sebenarnya, Perdana Menteri sudah menghubungi kita. Dia ingin segera menemui Anda.” jelas Jaksa Agung
“Aku belum tahu, Entah berapa lama lagi dia akan bertahan, Apa dia harus begini demi menemuiku?” komentar Yeo Jin
“Benar, tapi karena dia sungguh memohon menemui Anda, menurutku bukan ide buruk menemuinya bersama-sama.” kata si pria berkacamata
“Pemilihan sudah semakin dekat, Bukankah orang bisnis sebaiknya jaga jarak dari para politikus?” kata Yeo Jin yang mengerti tujuan dari pertemuan itu.
Si pria berkacamata setuju dengan hal itu, Yeo Jin pun mengusulkan agar Jaksa Agung yang bertemu dengan pendana mentri itu untuk Meninjau topiknya dan memutuskannya saat rapat. Jaksa Agung mengerti lalu mengajak Presdir berkacamata didepanya untuk ikut.
Tiba-tiba Presid Choi dari Daejung ingin menerobos masuk ke dalam tapi ditahan oleh penjaga, lalu melihat Yeo Jin seperti orang yang sudah lama kenal memanggilnya agar bisa bertemu sebentar. Yeo Jin melirik sinis, Jaksa Agung bertanya apa yang akan mereka lakukan, Yeo Jin hanya menghela nafas, lalu Jaksa Agung membiarkan masuk. Presdir Choi pun masuk ke dalam, betap kagetnya ia melihat si pria berkacamata juga ada disana bersama Yeo Jin.
“PresDir, tolong selamatkan aku kali ini saja.” kata Presdir Choi memohon
“Apa ada yang mati?” tanya Yeo Jin senyuman sinis, Presdir Choi terlihat gugup.
“PresDir, tolong katakan padanya.” pinta Presdir Choi lalu menghadap pada Pria berkacamat
“Tuan , jika Anda menolong kami kali ini, aku pasti akan mengembalikannya tiga hari lagi.” kata Presdir Choi
Si pria kacamata itu terdiam, Yeo Jin pun acuh sambil meminum winenya. Presdir Choi kembali berbicara pada Yeo Jin,memohon untuk tidak melakukan seperti ini dan meminta permohonan maafnya, walaupun mereka sempat perang tapi sekarang menyerah jadi memohon untuk menyelamatkanya nyawanya dan tak perlu sekejam itu padaanya.
“Anda pernah bilang bahwa daging hanya bisa dinikmati dengan cara menggerogotinya. Bagaimana rasa potongan daging yang kukirimkan?” ucap Yeo Jin sambil memotong steak dan memakanya dengan tatapan sinis, Presdir Choi makin panik, Pengawal meminta untuk mengeluarkan Presdir Choi segera. Tiba-tiba Presdir Choi tertawa sebelum dibawa pengawal
“Baiklah... Putranya dibunuh oleh kakaknya dan Kakaknya dibunuh oleh ayah dari mendiang sang putra, lalu ayah tersebut dibunuh oleh adik dari mendiang sang kakak.” ucap Presdir Choi sambil tertawa, Pengawal langsung menyuruh agar Presdir Choi segera dibawa keluar.
Yeo Jin tetap diam dengan wajah dinginya. Presdir Choi bisa melepaskan pegangan pengawal kembali berbicara pada Yeo Jin “Lalu, siapa yang akan membunuh adiknya?” dengan nada mengancam. Pengawal kembali menyuruh supaya Presdir Choi dibawa keluar.
“Balas dendam dan perang...berakhir begini.” gumam Yeo Jin
Tae Hyun memeriksa suhu pasien dengan thermometer melalui telinga, terlihat Do Chul yang duduk didalam sedang menunggu. Tae Hyun memeriksa bagian leher lalu bertanya sudah berapa lama terkena demam, ibu anak itu memberitahu sudah dua hari dan minum “acetaminophen”
‘Kenapa? Apa ini Bukan demam ?” tanya si ibu khawatir
“Bisa jadi demam... Tapi belum pasti... jadi aku tidak tahu.” ucap Tae Hyun menatap si pasien, Ibu itu binggung karena Tae Hyun sebagai dokter tak tahu penyakit anaknya.
“Aku bukan spesialis pediatri (anak-anak).” kata Tae Hyun
“Ya ampun... Haruskah kuanggap ini kejujuran atau kebodohan? Bagaimana bisa kau bilang tidak tahu di depan pasien? Bahkan jika tidak tahu, kau sebaiknya berpura-pura tahu. Melakukan bagiannya dan beri dia resep “acetaminophen” yang lebih kuat lalu campur dengan probiotik dan antibiotik! Bahkan aku bisa melakukannya! Kau mau dalam bisnis atau tidak? Dasar... Itu juga bagus untukku.” komentar Do Chul mengomel.
Tae Hyun melirik menanyakan kenapa Do Chul itu masih ada di kliniknya, Do Chul menyuruh Tae Hyun memberikan obat demam pada pasien anak itu dan mengeluh tentang perutnya. Wanita itu bertanya, siapa pria itu dan berbicaranya terdengar kasar. Do Chul memberitahu bahwa ia adalah Pemegang saham klinik ini.
Sementara Tae Hyun menelp temanya, menceritakan usai pasien enam tahun, gejala demam Tapi sedikit berbeda dengan Demamnya mencapai 38,3 derajat Celcius. Temanya meminta untuk memeriksa lidahnya, Tae Hyun melihat warnanya seperti Lidah stroberi, lalu temanya meminta memeriksa tangan dan Tae Hyun melihat tangan anak itu terkelupas dan akhirnya ternyata dugaanya benar bahwa itu terkena penyakit Kawasaki setelah mengucapkan terimakasih menutup telpnya.
“Ini penyakit Kawasaki.” ucap Tae Hyun, terlihat ibu si anak binggung mendengar nama penyakit yang belum pernah didengarnya.
“Penyakit Kawasaki dan gejalanya mirip demam. Aku akan buatkan catatan lalu Bawa ke Rumah Sakit,Jika tidak diobati sekarang, bisa menyebabkan penyakit jantung yang serius nanti.” jelas Tae Hyun
Do Chul yang mendengarnya terlihat panik karena penyakit yang diduga demam biasa bisa menyebabkan penyakit jantung. Ibu itu pun mengucapkan banyak terima kasih pada Tae Hyun, lalu Tae Hyun memberitahu tak ada resep jadi mereka boleh pulang.
Setelah si pasien keluar, Do Chul langsung duduk dan Tae Hyun langsung memberitahu menurutnya lebih baik sedikit bodoh ketimbang tidak jujur dan bisa bertanya jika tidak tahu. Do Chul tak percaya setiap saat Tae Hyun melakukan itu saat memeriksa pasien. Tae Hyun tak ingin membahas menanyakan sakit yang diderita Do Chul
“Perutku sakit... dan diare...” ucap Do Chul. Tae Hyun bertanya semalam Do Chul makan apa saja di bar.
“Ini dan itu. Semuanya, tapi Dari mana kau tahu aku semalam minum?” kata Do Chul binggung, Tae Hyu mengatakan mulut Do Chul itu masih bau alkohol.
“Tentu. Kau bukan Heo Joon... (dokter terkenal zaman Joseon) yang tahu hanya dengan melihat.” komentar Do Chul
Tae Hyun mengatakan Do Chul tak perlu obat dan menyuruhnya untuk Makanlah wortel rebus yang dihaluskan. Do Chul binggung karena tak ada resep lagi, Tae Hyun membenarkan bahwa tak ada resep tapi meminta membayarnya sebelum pergi.
“Hei! Anak tadi juga tidak mendapatkan resep, kenapa kau menyuruhku membaar dan mereka tidak?” ucap Do Chul protes
“Bos, kau itu cukup kaya dan Keadaan keluarganya tidak baik akhir-akhir ini.” jelas Tae Hyun, Do Chul tak percaya Tae Hyun itu bisa tahu keadaan orang lain.
“Tentu. Aku tokoh masyarakat di kota ini.” kata Tae Hyun bangga, Do Chul bertanya dengan nada mengejek siapa yang mengatakan itu.
“Pemilik toko daging daerah bilang padaku. Lalu Pemilik kantor perumahan juga bilang begitu. Semuanya bilang padaku bahwa aku tokoh masyarakat.” jelas Tae Hyun dengan wajah tersenyum.
Do Chul mengumpat Tae Hyun pembohong, Biarawati masuk memberitahu Praktek sorenya sudah selesai dan bertanya apakah ia akan pergi ke “Rumah Doma” Tae Hyun mengangguk akan pergi kesana.
Tae Hyun ingin memberikan suntikan pada seorang anak sambil menyakinkan bahwa tidak sakit hanya seperti tersengat dikit, tapi ketika jarum suntik ditusuk, anak itu menjerit karena sakit, setelah itu dua biara pun membawa anak itu kembali. Tae Hyun bertanya apakah sudah selesai memberikan suntikan imunisasinya, Biara memberitahu sekarang tinggal pasien dewasa, biara lain meminta agar Tae Hyun istriahat saja lebih dulu.
“Jadi Boleh aku main dengan anak-anak?” tanya Tae Hyun siap membuka jas dokternya.
“Apa mereka mau bermain dengan pria yang menyuntiknya?” komentar biara, Tae Hyun mengerti lalu Biara lain memberitahu Nona Lee ada di sini juga.
Chae Young terlihat sedang memandingkan tiga anak dengan telaten, Tae Hyun tersenyum lalu memanggilnya sambil memintanya agar istirahat. Chae Young meminta agar menunggu sebentar setelah memandikan tiga orang anak ini akan segera istirahat.
Keduanya lalu duduk ditaman, Chae Young mengeluh punggungnya sakit lalu menyadari bahwa tak mudah memandikan anak-anak. Tae Hyun sudah tahu bahwa itu sulit. Chae Young menceritakan melakukan ini hanya karena menyukai anak-anak, kalau tidak maka tak mungkin melakukanya. Tae Hyun tetap memuji Chae Young itu luar biasa.
“Nyonya, Anda tak pernah kerja kasar dulu.” ucap Tae Hyun
“Sudah lama aku berhenti jadi seorang Nyonya! Jika kau terus memamggilku begitu, aku akan memanggilmu adik ipar!”ejek Chae Young.
“Baiklah. Lalu sebaiknya aku panggil Anda apa?” tanya Tae Hyun, Chae Young berkata untuk memanggilnya Nunna. Tae Hyun setuju memanggilnya Nuna walaupun terlihat tak biasa. Chae Young tersenyum menurutnya itu lebih Menyenangkan. Keduanya tertawa bersama
“Apa kau merindukannya? Jadi suami PresDir.” tanya Chae Young, Tae Hyun mengatakan tidak juga.
“Benarkah? Aku merindukannya. Saat dengan Sengaja kejam pada Do Joon, Tidak mampu menghentikan dia memperlakukan Yeo Jin seperti itu, Tidak memarkirkan mobilku di belakang Kantor Kejaksaan.Dan... hari itu....” cerita Tae Hyun berkaca-kaca
“Tidak, itu salahku. Aku seharusnya....” ucap Tae Hyun yang merasa berlasah juga.
Chae Young mengatakan bukan salahnya, karena Tae Hyun mencoba untuk menyelamatkanya tapi sekarang merasa yakin Do Joon sudah tenang dialam sana. Lalu bertanya apakah ia sudah berbicara lagi denga Yeo Jin, Tae Hyun enggan membicarkanya, lalu biara datang memberitahu kalau pasien dewasa sudah siap. Tae Hyun pergi dan Chae Young bergumam “Balas dendam sudah lama dimulai” dengan memperlihatkan wajah sinis yang disembunyikan.
Yeo Jin kembali ke rumah, saat itu Sek Min menerima telp saat turun dari mobil, Yeo Jin bertanya apa yang terjadi tapi Sek Min menutup dengan tak ada yang terjadi. Yeo Jin tetap memaksa agar memberitahunya.
“Sepertinya PresDir Choi dari Daejung baru saja bunuh diri.” ucap Sek Min
“Apa!!! Jadi, apa dia mati?” tanya Yeo Jin sangat kaget menutupinya dengan nada dingin.
“Tidak. Kepala Sekertaris segera menemukannya.” jelas Sek Min, Yeo Jin bisa menghela nafas lalu memberitahu Sek Min ingin istirahat. Sek Min mengerti sambil membungkuk meminta untuk menghubungi jika butuh tapi Yeo Jin berlalu tanpa peduli. Sek Min menatap Yeo Jin dengan senyuman licik.
Yeo Jin masuk ke dalam rumah dan hampir saja jatuh, beberapa pelayan mencoba menahanya. Yeo Jin mengatakan ia baik-baik saja, lalu kepala Pelayan menyuruh pelayan dan pengawal meninggalkan ruangan. Pelayan Yeo Jin berusaha berjalan lalu menatap foto ayahnya.
“Ayah...Bagaimana Ayah melaluinya?” gumam Yeo Jin berkaca-kaca.
Kepala Pelayan melihat Yeo Jin yang akan berjalan menuju kamarnya, Yeo Jin terhenti melihat bayangan kakaknya yang menuruni tangga lalu memberikan senyuman. Melihat Do Joon, Yeo Jin panik dan langsung pingsan. Kepala pelayan berteriak panik dan menghampirinya.
Yeo Jin terbangun menyadari dirinya masih ada dikamarnya, Kepala pelayan terihat sangat khawatir melihat majikanya. Yeo Jin lalu bertanya apakah ia pingsan lagi. Kepala Pelayan membenarka.
“Pastikan tak ada rumor beredar.” Perintah Yeo Jin
“Aku mengerti. Tapi, apa tidak sebaiknya menelpon dokter?” saran Kepala Pelayan
“Jangan.... Jangan ada dokter.” ucap Yeo Ji ketakutan, seperti ada trauma yang belum hilang.
“PresDir... Boleh aku bicara jujur? Musuh atau teman, jika seseorang mencoba bunuh diri karena aku, menurutku sangat wajar jika Anda shock. Takkan ada di dunia ini yang akan menganggap Anda lemah.” nasehat kepala Pelayan, Yeo Jin meminta kepala pelayan mengambilkan pakaian karena ingin mencari udara diluar.
Yeo Jin berjalan ditaman mengingat percakapan terahirnya dengan Tae Hyun ditaman itu “Aku tidak menyalahkanmu, Bukan salahmu ibuku meninggal.Kau bisa nikmati pemandangan indah dari sini tapi ada orang-orang, sungai, dan jalan setapak di sana, selain itu Bukit Angin juga.”
“Semua yang kita butuhkan agar bahagia ada di sana, Jadi... maukah kau... ikut denganku?” tanya Tae Hyun yang mengajaknya untuk pergi, tapi saat itu Yeo Jin menolaknya.
“Tentu, kau akan merindukan piknik suatu saat nanti. Jika saatnya tiba, datanglah padaku. Aku akan menunggumu.”
Yeo Jin berjalan ditaman mengingat semua ucapan Tae Hyun sambil menahan tangisnya karena berada dirumah itu sendirian tanpa ada orang yang bisa dipercayainya.
Tae Hyun, Perawat So, Kepala Kang, Do Chul dan anak buahnya minum bir bersama-sama dibawah pohon rindang depan mini market. Perawat So sambil menopang dagu, mengeluh karena mengira akan ada manfaatnya memiliki adik chaebol.
“Aku tidak tahu akan membuka kaleng bir di depan toko daging daerah seoertu ini Dan dengan para gangster” keluh Perawat So melihat dua pria didepanya, Do Chul ingin kesal tapi tak bis mengelak karena memang benar dirinya gangster. Tae Hyun tertawa mendengarnya.
“Nuna, bukankah ini menyenangkan? Ini tempat terbaik di bumi ini. Ayo....Cobalah.” ucap Tae Hyun lalu menyadarkan badannya di kursi dengan kaki diselonjorkan dan menatap keatas.
Perawat So merasakan ada kenyamanan, Tae Hyun mengakui belum pernah sebahagia ini dulu, menatap sinar matahari yang masuk dari sela-sela daun. Ia juga bahagia bahkan saat So Hyun kejam padanya, konsultasi tidak dibayar dan mengajak Bos gangster lalu minum bir seperti sekarang.
Tae Hyun memejamkan matanya, sambil merasakan hembusan angin sepoi-sepoi dengan wajah tersenyum. Pikiranya melayang saat pertama kali membawa Yeo Jin ke atap rumah sakit, Yeo Jin menatap langit mengatakn “Aku bisa merasakan sepoinya angin.”
“Yeo Jin... kau harus segera menemuiku.” gumam Yeo Jin penuh keyakinan.
Saat itu tak jauh dari sana, Yeo Jin duduk didalam mobil melihat Tae Hyun sedang duduk bersama teman-temanya.
“Tae Hyun... Aku ingin bergabung.” gumam Yeo Jin sambil tersenyum dan ingin segara turun tapi terhenti melihat seseorang yang datang menemui Tae Hyun.
Chae Young bertanya apakah ada sesuatu dilangit, Tae Hyun berdiri memanggil Chae Young dengan panggilan “Nunna” Do Chul terlihat sumringah melihat Chae Young yang datang. Yeo Jin melihat Tae Hyun dan Chae Young terlihat sedih lalu meminta sopir untuk pergi.
Chae Young bisa melihat mobil Yeo Jin yang pergi dengan tatapan sinis. Di perjalanan, Yeo Jin menangis dalam hatinya bergumam dirinya senang karena Tae Hyun sangat bahagia.
Di depan sebuah gedung, terdapat panggung bertulisakan [Upacara Penyelesaian Perusaahaan Hanshin Alexon] pembawa acara pun meberitahu acara selanjutanya adalah PresDir Han Yeo Jin dari Hanshin Group akan memberikan pidato sambutan. Yeo Jin menaiki panggung dengan percaya diri.
“Di hari yang cerah dan bahagia ini, ku ucapkan terima kasih pada Perdana Menteri dan semua tamu yang hadir di sini untuk merayakannya dengan kami dan semua karyawan, pahlawan sesungguhnya hari ini...Terima kasih yang sebesar-besarnya.” ucap Yeo Jin sambil sedikit membungkuk.
Saat akan memulai kembali pidatonya, matanya melihat Presdir Go yang duduk dibangku paling depan melihatnya memberikan pidato. Wajah Yeo Ji langsung ketakutan melihat Presdir Go yang memberikan senyuman, Sek Min melihat dari samping dan beberapa petinggi binggung melihat Yeo Jin yang terdiam lama.
“Ke depannya, Hanshin Alexon akan berkontribusi pada masa depan industri biteknologi...” ucap Yeo Jin lalu kembali melirik dan Presdir Go masih tetap duduk mendengarkanya. Yeo Jin tertunduk mencoba berkonsentrasi dengan pidatonya.
“Industri bioteknologi di seluruh dunia...” ucap Yeo Jin lalu tiba-tiba terdengar suara Do Joon, Yeo Jin melihat disampingnya ada kakaknya yang menanyaka keadaannya.
Saat itu juga Yeo Jin langsung pingsan, beberapa pengawal langsung berlari kepanggung, di tempat Presdir Go duduk terlihat orang yang berbeda. Sek Min yang melihat Yeo Jin pingsan tampak sengaja membiarkan para wartawan mengambil gambar tanpa menghalanginya.
[Klinik Lantai Satu]
So Hyun kembali berteriak memanggil kakaknya untuk makan, Tae Hyun baru saja mencuci tanganya lalu melihat So Chul yang sedang menonton TV dan duduk disampingnya.
“Di berita lain, Hanshin Alexon, yang sudah unggul sebagai perusahaan bioteknologi global >mengadakan upacara pemotongan pita di Cheonan atas perusahaan kedua mereka siang tadi. PresDir Han Yeo Jin jatuh pingsan di tengah pidatonya tapi Hanshin Group menyatakan bahwa PresDir bekerja berlebihan dan menyangkal rumor akan hal yang lebih serius. Selanjutnya.”
Tae Hyun terdiam melihat Yeo Jin yang terlihat tergeletak pingsan, So Chul langsung mematikan TV lalu mengajak Tae Hyun pergi. So Hyun juga melihat dengan wajah kaget mengetahui Yeo Jin yang pingsan.
Yeo Jin yang pingsan melakukan X-ray untuk mengecek kesehatan tubuhnya, terlihat salah satu dokter yang ada disana tersenyum penuh arti seperti menyembunyikan niat yang licik.
Sebuah kantung infus digantung, perawat ingin memasangkan jarum saat itu Yeo Jin tersadar melihat kantung infus langsung menolak dengan wajah panik, perawat terlihat binggung, Sek Min pun meminta untuk tidak perlu dan membawanya keluar.
Dokter datang memberitahu sudah memeriksa semuanya, Yeo Jin duduk dengan bibir gemertar menanyakan hasilnya. Dokter mengatakan bahwa hasilnya normal dan hanya mengalami anemia ringan.
“Kasus seperti ini sangat khas akibat kelelahan dan stres, jadi Anda sebaiknya beristirahat.” pesan Dokter
“Aku Inginku begitu... tapi belum waktunya.” ucap Yeo Jin ingin turun dari tempat tidur.
“PresDir... Stres adalah penyebab semua penyakit. Jika Anda terus memaksakan diri...” kata Dokter langsung di potong oleh Yeo Jin
“Jika iya.. Akankah aku mati?” kata Yeo Jin dingin, lalu meminta Sek Min meninggalkan ruangan agar bisa berdua dengan dokter. Ketika meninggalkan ruangan, Sek Min melirik pada Dokter seperti berada di pihak yang sama.
“Tolong ingat bahwa percakapan ini, berada di bawah rahasia dokter-pasien. Mungkinkah berhalusinasi akibat anemia dan stres? Misal, melihat orang yang sudah mati...” tanya Yeo Jin
“Tentu.... Dalam istilah medis, stres melampaui, apa yang bisa Anda sadari, seperti marah atau jengkel. Jika Anda ke Rumah Sakit dan istirahat...” ucap Dokter kembali dipotong oleh Yeo Jin
Yeo Jin tak percaya dengan membawa kerumah sakit Hanshin, menurutanya Lebih baik dirinya mati.
Presdir Han tertawa keluar dari ruangan, memberitahu bahwa Yeo Jin terkena Kanker Hati Stadium 2. Presdir Choi dan Wakil Presdir tertawa mendengarnya bahkan mengucapkan bahwa mereka berhasil. Presdir Han juga memberitahu bahwa Yeo Jin juga berhalusinasi.
“Kerja bagus, Nyonya.” ucap Wakil Presdir dan terlihat Chae Young duduk bersama dengan tatapan sinis
“Tetap saja terlalu cepat untuk senang.” komentar Chae Young
“Tak ada yang perlu dikhawatirkan Tidak salah lagi.” kata Presdir Choi tertawa bahagia
“Karena Anda berusaha keras di proyek ini, akan kami pastikan lebih banyak saham jatuh ke tangan Anda.” ucap Wakil Presdir percaya diri
“Aku pernah dengar begitu Dari Presdien Go. Lupakan sahamnya. Bagilah untuk kalian dan berbahagialah, Membalaskan dendam Han Do Joon sudah cukup bagiku. Jika tak ingin berakhir seperti Presiden Go, bekerjalah dengan baik. Jalan kita masih panjang.” tegas Chae Young
bersambung ke part 2 ..........
0 comments:
Post a Comment