Tuesday, 10 November 2015

Answer Me 1988 episode - part 1


Episode 1: Bergandengan tangan.

Seorang wanita menarasikan kisah tentang masa mudanya saat dia hidup di era tahun 1988, pada tahun itu Korea Selatan menjadi tuan rumah olimpiade ke 24. Sebuah masa dimana hati mereka berkobar hebat walaupun keadaan cukup dingin, suatu masa dimana mereka hidup sederhana tapi hati orang-orangnya sangat hangat.


Berbeda dengan jaman sekarang yang merupakan era digital, tahun 1988 adalah 'era analog'. Tapi walaupun begitu, mereka adalah anak-anak muda 18 tahun yang memulai trend memakai sepatu sneaker dan baju denim, mendengarkan lagu melalui walkman. Para pria tergila-gila pada Jaime Sommers, Joey Wong, Sophie Marceau dan guru Jimena. Sementara para wanita tergila-gila pada Pierce Brosnan, Tom Cruise, Richard Gere dan New Kids on the Block. Tapi ada sebuah film yang sangat disukai oleh semua anak muda baik pria dan wanita, yaitu film A Better Tomorrow 2 (film Hongkong).

Hari itu, 5 orang yang terdiri dari 4 pria dan satu wanita tampak sedang serius menonton film A Better Tomorrow 2 bersama-sama. Tepat saat filmnya sampai pada adegan paling sedih, salah seorang cowok mengambil sebungkus snack lalu membukanya dengan sangat keras sampai-sampai isinya muncrat ke semua orang. Dan suara kambingpun kembali menggema... embeeeeeeeeekkkk!!! hahaha!

Si narator memberitahu kita bahwa cowok ini bernama Yoo Dong Ryong (Lee Dong Hwi). Walaupun penampilannya rada culun tapi dia adalah 'konselor' daerah ini.


Salah seorang cowok lain langsung memaki-maki Dong Ryong dan dengan kesalnya menyuruh Dong Ryong untuk makan nanti saja. Dia adalah Kim Jung Hwan (Ryoo Joon Yeol) yang rumahnya terletak di belakang rumahnya Dong Ryong. Biasanya dia dipanggil 'anjing'. Si narator berkata kalau dia belum sepenuhnya jadi manusia. LOL!


Duduk ditengah-tengah Dong Ryong dan Jung Hwan, adalah Taek (Park Bo Gum). Rumahnya terletak disamping rumahnya Dong Ryong. Saat ini mereka semua sedang nongkrong di kamarnya. Taek adalah seorang jenius dalam permainan Baduk tapi si narator malah mendesa "Tapi apa gunanya hal itu kalau dia bodoh dalam hal lainnya"


Jung Hwan dan Dong Ryong dengan santai menyuruh-nyuruh Tae untuk mengambilkan lap, susu dan sebagainya seolah dia pelayan mereka dan Taek si tuan rumah, malah menuruti mereka dengan patuh. Salah seorang cowok lain langsung angkat bicara mengomeli mereka berdua karena memperlakukan Taek seenak mereka sendiri. Dia adalah Sun Woo (Go Kyung Po) yang rumahnya terletak di belakang rumahnya Taek dan bersebelahan dengan rumahnya Jung Hwan. Si narator berkata bahwa Sun Woo ini adalah anak yang paling normal diantara mereka.


Tiba-tiba, satu-satunya gadis diantara mereka langsung ngamuk dan memukuli Jung Hwan sambil teriak-teriak marah karena mereka berisik terus sampai dia tidak bisa mendengar filmnya. Si narator dengan agak ragu dan malu-malu berkata "Hmm... dia ini... aku, 27 tahun yang lalu"

Dia adalah Sung Duk Sun yang tinggal di bawah rumahnya Jung Hwan. Walaupun rambutnya cepak, pakai baju pink tapi ga pink-pink amat, tapi dulu gaya itu cukup nge-trend.


Tepat saat Taek datang membawa pesanan semua orang, tiba-tiba jam dinding berdentang menunjukkan kalau sekarang sudah jam 6 tepat. Seketika itu pula, satu per satu muncul 3 ahjumma yang semua berambut keriting, berteriak-teriak menyuruh anak-anaknya pulang untuk makan malam.

Yang pertama muncul adalah ibunya Jung Hwan, lalu dari rumah sebelah muncul ibunya Sun Woo lalu kemudian muncullah Ibu Lee Il Hwa memanggil Duk Sun.



Satu per satu anak-anak itu bangkit, mengambil roti dan susu yang Taek bawa lalu pamit pergi meninggalkan Taek yang tampak sedih ditinggal mereka semua. Tak lama kemudian, ayahnya Taek muncul mengajak Taek makan malam.



Duk Sun (si narator) bercerita bahwa mereka berlima hidup di lingkungan Dobong-gu, Ssangmundong. Dia lahir dan dibesarkan di lingkungan ini. Pada tahun itu tidak ada yang namanya internet ataupun smartphone. Sekarang dia berpikir, bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka pada tahun itu?



Duk Sun adalah anak kedua dari tiga bersaudara yang selalu membantu Ibu memasak dan menyiapkan makanan untuk seluruh anggota keluarga mereka yang hidup bersama-sama di rumah kecil mereka. Duk Sun dan keluarganya hidup sederhana, bahkan Ibu memasak nasinya dalam panci biasa diatas kompor minyak tanah.



Setelah nasinya matang, Ibu mengambil semangkok nasi untuk ayahnya anak-anak yang kemudian dia serahkan ke Duk Sun, Duk Sun lalu menyimpan mangkok nasi itu dibawah selimut untuk menjaga nasinya tetap hangat sampai ayah mereka pulang nanti. Sementara Duk Sun sibuk membantu ibunya, Unni-nya malah sibuk sendiri membaca buku. Kesal, Duk Sun langsung menginjak kaki Unni yang langsung berteriak marah-marah.

Dia bernama Sung Bo Ra, mahasiswa Universitas Seoul jurusan pendidikan matematika. Dia adalah orang paling berpengaruh di rumah mereka dan cewek paling gila se-blok. Sementara adik laki-lakinya Duk Sun bernama Sung No Eul, walaupun wajahnya tampak tua tapi sebenarnya dia masih berusia 17 tahun. Tiba-tiba No Eul keluar, Duk Sun heran dia mau kemana padahal mereka sebentar lagi makan malam. So Eul berkata kalau dia mau keluar menjemput ayah.



Sementara itu, Jung Hwan dan kakaknya duduk menunggu makan malam di meja makan dalam diam sementara ibu mereka sibuk sendiri di dapur. Tepat setelah ibunya Jung Hwan meletakkan semangkok sayur untuk kedua anaknya, dia dapat telepon dari suaminya yang mengabarkan kalau dia mau pulang. Gara-gara telepon itu, ibunya Jung Hwan langsung mengambil kembali sayurnya lalu menumpahkannya kembali ke panci  dan menyuruh anak-anaknya menunggu lebih lama lagi sampai ayah mereka pulang nanti.

Berbeda dengan keluarga Sung yang hidup sederhana, Jung Hwan dan keluarganya hidup di rumah yang mewah. Bukan saja mereka punya telepon rumah tapi mereka juga punya kompor LPG dan rice cooker. Saat ibunya Jung Hwan mau mengambil semangkok nasi untuk suaminya, dia baru menyadari kalau nasi di rice cooker sudah habis. Karena sudah tidak ada waktu memasak nasi, akhirnya dia menyuruh Jung Hwan untuk membawa semangkok sayur untuk dibarter dengan semangkok nasi ke ibunya Duk Sun.



Sesampainya di rumahnya Duk Sun, dia melihat Duk Sun sedang mencuci sayuran lalu dengan nakalnya dia mendorong Duk Sun sampai terjatuh menimpa sayurannya. Omma memberikan semangkok nasi yang Jung Hwan butuhkan dan semangkok kimchi. Jung Hwan tampaknya mau menolak tapi akhirnya dia memutuskan untuk diam dan menerimanya dengan wajah muram.



Sesampainya kembali ke rumah dengan membawa nasi dan kimchi dari ibunya Duk Sun, Jung Hwan malah disuruh keluar lagi mengantarkan makanan lain untuk tetangga mereka yang lain. Tepat saat dia mau keluar, Sun Woo datang. Sama seperti Jung Hwan, dia juga datang membawakan semangkok kare dari ibunya. Kedua pria itu langsung bertatapan dengan wajah muram.



Beberapa saat kemudian, Jung Hwan, Sun Woo, Duk Sun dan Dong Ryong sama-sama berkeliaran mondar-mandir mengantarkan berbagai macam makanan dari rumah ke rumah tanpa henti dengan wajah muram. hahaha, aduh kasihan banget.

Berbeda dengan ke-4 temannya yang punya banyak menu makanan untuk dibagi-bagi ke tetangga-tetangga, Taek dan ayahnya duduk berdua di meja makan dengan hanya satu menu. Akan tetapi berkat hantaran makanan dari semua ahjumma, mereka akhirnya punya banyak menu makanan lain untuk mereka nikmati.



Ke-4 orang itu terus keliling berputar-putar mengantarkan makanan dari satu rumah ke rumah lain sampai akhirnya mereka ber-4 bertemudi satu titik.

"Kalau seperti ini, kenapa tidak sekalian saja kita makan bersama?" gerutu Jung Hwan



Ke-4 orang itu akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Tepat saat Duk Sun hendak masuk, dia melihat Ayah Sung Dong Il pulang. Duk Sun langsung berlari menyapa ayahnya yang pulang dengan membawakan daging karena hari ini Ayah gajian (Wah, ternyata disini Ayah Sung bukan pelatih baseball).



Ayah dan ketiga anaknya lalu berkumpul bersama di meja makan sambil nonton TV dan bersama-sama mereka menyanyikan lagu iklan es krim di TV, hanya Bo Ra yang diam dan sibuk sendiri membaca buku terus. Ayah kaget melihat harga es krim yang sekarang jadi tambah mahal sampai 300 Won padahal dengan uang sebanyak itu dia bisa membeli sebungkus rokok. No Eul berkata kalau harga sebungkus rokok saat ini sebenarnya 600 Won.



Mendengar pengetahuan No Eul tentang harga rokok, Ayah langsung marah-marah dan memukuli No Eul, pasti No Eul merokok deh. No Eul menyangkalnya dan beralasan kalau dia membeli rokok bukan untuknya sendiri tapi untuk Bo Ra. Tapi Bo Ra malah langsung ngamuk dan menghajar No Eul jauh lebih keras daripada pukulan Appa.

Ibu akhirnya muncul tak lama kemudian dengan membawa segunung daun selada sampai membuat semua orang bengong. Berhubungan hari ini hari gajian Ayah, Ibu pun langsung menuntut Ayah untuk menyerahkan semua gajinya. Ayah tampak gelisah dengan permintaan Ibu dan berusaha mengalihkan perhatian Ibu pada hal lainnya. Tapi Ibu terus menuntutnya bahkan langsung mengambil sendiri amplop gaji itu dari kantong celana Ayah. 

Ibu udah seneng banget lihat amplopnya tebal. Dia mengharap jumlah uangnya juga tebal. Tapi saat dia mulai menghitungnya, dia langsung heran menyadari uang gajinya Ayah bulan ini tidak sebanyak bulan-bulan sebelumnya. Ibu langsung menuntut kemana perginya sisa uang Ayah.



Awalnya Ayah berusaha menghindar dengan mengalihkan topik tapi Ibu terus menuntutnya sampai akhirnya Ayah mengaku kalau dia menggunakannya untuk membeli beberapa buku milik untuk temannya yang hampir bangkrut. Tapi sayangnya, Ibu tidak setuju dengan tindakan Ayah karena mereka sendiri hidup dalam kesusahan. Mereka sendiri punya banyak hutang jadi tidak seharusnya Ayah membantu orang lain.

Ayah berusaha mengingatkan Ibu kalau mereka masih mampu membeli makanan. Mereka semua juga sehat dan anak-anak mereka pintar di skolah. Tapi Ibu langsung mengingatkan Ayah kalau dia bahkan belum sepenuhnya membayar biaya sekolah anak-anak, lagipula anak-anak mereka ini sangat bodoh, Duk Sun berada di peringkat 999 sementara No Eul malah di peringkat 1000. Ayah masih terus berusaha bersikap optimis karena mereka punya satu anak yang benar-benar pintar sampai bisa masuk Universitas Seoul yaitu Bo Ra.



Tanpa mempedulikan kesulitan keuangan yang harus dihadapi kedua orang tuanya, Bo Ra dengan santainya menuntut mereka untuk membelikannya kacamata baru sebagai hadiah ultahnya. Duk Sun juga langsung ikut-ikutan mengumumkan pada orang tuanya kalau tahun ini dia tidak mau merayakan ultah bersama Bo Ra, pokoknya tahun ini dia harus punya perayaan ultah sendiri. Ternyata kedua saudara itu beda umur 3 tahun 3 hari makanya biasanya perayaan ultah mereka diadakan secara berbarengan. Ayah tidak setuju dan tetap bersikeras merayakan ultah mereka berdua pada hari yang sama.



Kedua kakak adik itu saling berebut minta perhatian kedua orang tuanya sampai lama-lama Bo Ra jadi kesal dan langsung menjambak Duk Sun. Akhirnya terjadilah perang jambak-jambakan antar kedua saudara yang terjadi dengan begitu sengitnya sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bisa menghentikan mereka dan Ayah langsung menjerit frustasi "Tidak bisakah kita hidup tenang sehari sajaaaaa?!"



Berbeda dengan keributan di rumah keluarga Sung, rumahnya Jung Hwan justru sunyi senyap, saking sepinya sampai suara detik jam dindingpun terdengar sangat nyaring. Jung Hwan, kakaknya dan ibunya duduk diam di meja makan menunggu kedatangan ayah mereka. Tak lama kemudian, pintu akhirnya terbuka dan ayahnya Jung Hwan pun akhirnya pulang.

Ayahnya Jung Hwan tampak sangat garang, bahkan kedua anaknya pun menyapanya dengan gaya sangat formal... sampai saat tiba-tiba ayahnya Jung Hwan (Samcheonpo Kim Sung Kyu) menari-nari dan menyanyi dengan gaya lucunya. Sayangnya usahanya menghibur keluarganya tidak mendapat respon positif karena tidak ada satupun yang menganggap guyonannya lucu.



Kakaknya Jung Hwan, Kim Jung Bo, berumur 24 tahun dan sudah berusaha masuk universitas 6 kali, dia tertarik dalam banyak hal kecuali belajar. Ibunya Jung Hwan lalu bertanya bagaimana ceritanya Duk Sun bisa terpilih jadi pembawa bendera.



Di rumahnya Sun Woo, dia juga sedang makan malam bersama ibu dan adiknya yang masih balita. Masakan ibunya Sun Woo sebenarnya tidak enak, tapi Sun Woo anak baik yang memakan masakan ibunya tanpa mengeluh. Sama seperti Jung Hwan dan ibunya, Sun Woo dan ibunya juga membicarakan tentang Duk Sun yang terpilih jadi pembawa bendera.



Di rumahnya, Duk Sun menari-nari dengan membawa papan nama negara 'Madagascar'. Ternyata Duk Sun terpilih jadi pembawa bendera Madagascar pada pembukaan acara olimpiade nanti. Dia menari-nari dengan sangat antuasias sampai-sampai tak sengaja dia menghantamkan papan itu ke kepala Bo Ra. Jelas saja Bo Ra langsung ngamuk dan menghajar Duk Sun.



8 hari sebelum pembukaan olimpiade tahun 1988...

Sebelum pergi ke sekolah, Sun Woo meminta uang 1000 Won pada ibunya karena guru wali kelasnya mau menikah jadi dia dan teman-temannya memutuskan untuk mengumpulkan uang untuk membeli hadiah pernikahan.



Sama seperti Sun Woo, Jung Hwan juga minta uang pada ibunya untuk membeli hadiah pernikahan untuk guru wali kelasnya. Tapi berbeda dengan Sun Woo yang cuma minta 1000 Won, Jung Hwan justru minta 30,000 Won. LOL! gede amat bedanya.



Sementara itu di rumah keluarga Sung, Bo Ra dan No Eul sama-sama request telur goreng sebagai menu sarapan. Tapi saat Ibu melihat persediaan telur di kulkas, dia langsung bingung dan memandang Duk Sun dengan tidak enak. Karena ternyata persediaan telur mereka cuma tinggal dua. Duk Sun mengerti kebingungan Ibu dan langsung menyatakan kalau dia tidak mau telur goreng.



Mereka mulai makan dalam suasana tenang sampai saat Bo Ra dan Duk Sun mulai berdebat lagi tapi untunglah Ayah bergerak cepat melerai mereka sebelum perang pecah lagi.

Ayah dan Ibu sangat bangga karena Duk Sun akan jadi pembawa bendera olimpiade dan pastinya akan masuk TV. Mereka benar-benar tidak menyangka kalau Duk Sun akan tumbuh secantik ini padahal dulu waktu lahir Duk Sun sangat jelek. Duk Sun langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk menyindir perbedaan penampilannya dengan Bo Ra. Bo Ra memperhatikan lipstik miliknya, Duk Sun langsung ketakutan tapi dia berusaha keras menyangkalnya dengan penuh percaya diri.

"Kalau kau menyentuh make-up ku, akan kubunuh kau! Mengerti tidak?!" ancam Bo Ra dengan pandangan mata menakutkan sampai-sampai Ayah dan Ibu saja tampak ketakutan padanya.



Duk Sun mengiyakannya tapi begitu Bo Ra pergi, dia langsung masuk kembali ke kamarnya dan memakai semua makeupnya Bo Ra sebelum pergi latihan di stadium. Walaupun cuma membawa papan nama negara, tetap saja latihannya berat terutama karena papan nama negara yang mereka bawa cukup berat, ditambah lagi mereka juga harus latihan dibawah terik matahari.



Di sekolah khusus cowok, Sun Woo yang ternyata ketua kelas, memimpin teman-temannya memberi hormat pada guru mereka sebelum kelas diakhiri. Sun Woo, Jung Hwan dan Dong Ryong makan siang bersama di kelas. Jung Hwan dan Dong Ryong makan dengan sangat terburu-buru karena mereka sudah ditunggu para sunbae yang memaksa mereka main bola, hanya Sun Woo yang nyantai karena dia tidak mau main bola di hari sepanas ini.



Tiba-tiba seorang teman mereka datang membawa kabar buruk, uang yang mereka kumpulkan untuk membeli hadiah pernikahan guru wali kelas mereka, dicuri. Dia dirampok saat tak sengaja dia lewat gang yang salah. Jelas saja mereka bertiga langsung shock. Semua uang 63,000 Won ludes digondol para perampok. Sekarang apa yang harus mereka lakukan?




Tiba-tiba Sun Woo langsung menatap Jung Hwan karena dia tahu kalau Jung Hwan pasti punya uang banyak dari ibunya. Awalnya Jung Hwan protes tapi gara-gara dia sudah dipanggil para sunbae keluar untuk main bola, akhirnya dia langsung menyerahkan seluruh isi dompetnya pada Sun Woo.




Sementara itu, para ibu-ibu sedang asyik ngumpul, bergosip tentang berapa banyak uang diminta anak-anak mereka untuk pernikahan guru wali kelas mereka sambil metikin buntut tauge. Ibunya Duk Sun dan ibunya Sun Woo kaget mendengar Jung Hwan minta uang sampai 30,000 Won padahal Sun Woo saja cuma minta 1000 Won. Ibunya Sun Woo lalu memberitahu mereka segala hal yang dia ketahui tentang pernikahan guru wali kelasnya anak-anak. Ibunya Sun Woo sangat bangga bisa mengetahui semua itu berkat anaknya yang menceritakan segala hal padanya, berbeda sekali dengan Jung Hwan yang tidak pernah mengatakan apapun.



Satu topik telah di bahas mereka langsung ganti membicarakan topik lain. Kali ini mereka ganti topik membicarakan makanan apa yang harus mereka berikan pada suami mereka untuk meningkatkan stamina.

Ayah pulang tepat saat ibunya Sun Woo menyemangati ibunya Duk Sun agar dia memanfaatkan hari ini untuk bersenang-senang dengan Ayah karena hari ini anak-anak mereka akan pulang larut. Tapi saat Ayah melihat ketiga ibu-ibu itu sedang berkumpul di luar rumah, dia langsung kesal karena dia tahu kalau mereka pasti menggodainya. Jelas saja begitu dia lewat, ibunya Jung Hwan dan ibunya Sun Woo langsung menggodai Ayah dan Ibu.



Ayahnya Taek ternyata memiliki sebuah toko perhiasan di sekitar lingkungan itu. Saat dia hendak tutup, ayahnya Jung Hwan tiba-tiba muncul dan langsung melakukan hal-hal aneh sebagai guyonan tapi lagi-lagi tidak ada yang menganggap guyonannya lucu. Dia mencoba mencandai istrinya tapi istrinya malah marah.



7 hari menjelang olimpiade...

Begitu kelas selesai, para murid-murid mengucapkan selamat atas pernikahan guru mereka. Mereka juga sudah membeli hadiah untuk guru mereka itu berkat uangnya Jung Hwan. Tapi gara-gara itu pula, uangnya Jung Hwan sekarang tinggal sedikit. Pulang sekolah, Jung Hwan dan Dong Ryong mau jalan-jalan membeli sesuatu ke sebuah pertokoan tapi Sun Woo tidak bisa ikut karena dia sudah janji mau main dengan adiknya.



Jung Hwan dan Dong Ryong berjalan melewati sebuah gang. Di tengah jalan, Jung Hwan tiba-tiba ingin ke kamar mandi tapi Dong Ryong tidak mau menemaninya. Akhirnya Dong Ryong jalan sendirian. Saat Jung Hwan tiba di depan pertokoan, dia malah melihat Dong Ryong tengah dikerubungi oleh dua orang yang membawanya menjauhi area pertokoan ke sebuah gang sepi tempat temannya dirampok kemarin.



Cemas, Jung Hwan pun langsung membuntuti mereka diam-diam. Jung Hwan gugup tapi dia melihat perampok itu cuma 2 orang.  sambil mengangkat kepalan tangannya untuk bersiap-siap menghajar mereka, Jung Hwan berpikir kalau dia pasti mengatasi salah satu perampok kalau Dong Ryong bisa mengatasi yang satunya. Tapi Jung Hwan bingung, yang mana dulu yang harus dia hajar? Yang kanan dulu atau yang kiri dulu.

Ditengah-tengah kebingungannya, Dong Ryong dan kedua perampok itu tiba-tiba berhenti dan menoleh padanya. LOL! Gagal sudah niatnya untuk menolong Dong Ryong.




Terpaksalah mereka akhirnya menyerahkan semua uang mereka yang cuma tinggal sedikit. Saat mereka sudah diizinkan pergi, salah seorang perampok menghentikan mereka dan menyuruh mereka berdua untuk melepas sepatu mereka. Mereka berdua dengan terpaksa melepas sepatu mereka tapi saat Dong Ryong hendak melepas sepatunya, si perampok menyuruhnya untuk tidak usah melepas sepatunya.



Ketiga ibu-ibu lagi-lagi berkumpul, bergosip sambil metikin buntut tauge. Ibunya Duk Sun mengaku kalau dia iri pada ibunya Jung Hwan karena keluarganya kaya dan anak-anaknya juga tidak ada yang bermasalah. Tapi ibunya Jung Hwan malah langsung mendesah dan menggerutui suaminya.



Tak lama kemudian Sun Woo kemudian dan langsung di tanyai oleh ibunya tentang buku rapotnya. Ibunya Jung Hwan kaget  ternyata dia tidak tahu kalau anak-anak ujian, dia lebih kaget lagi saat Sun Woo memberitahunya kalau mereka ujian sejak seminggu yang lalu. Jung Hwan tidak memberitahu apapun padanya makanya dia tidak tahu apa-apa.


Answer Me 1988 episode - part 1 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment