Bab 13 – Apa kau selalu cantik seperti ini?
Apa reaksi Song Yi melihat Ji Ahn menggenggam tangannya?
Song Yi menggigit tangan Ji Ahn kuat-kuat… membuat Ji Ahn berteriak kesakitan. dengan kesal, Song Yi turun dari bus, diikuti oleh Ji Ahn di belakangnya. Song Yi berbalik, ingin memarahi Ji Ahn tapi Ji Ahn ternyata tidak ada di belakangnya, Ji Ahn berbelok ke arah yang lain. Song Yi segera menyusul Ji Ahn, menuntut penjelasan Ji Ahn, kenapa Ji Ahn menggenggam tangannya, memberinya kopi, memberinya kimbab, selalu tersenyum padanya, dan juga mengatakan bukan hanya dia yang naksir.
Ji Ahn bertanya balik, kenapa Song Yi juga melakukan hal yang sama padanya, selalu singgah di mini market sebelum pulang ke rumah dan selalu tersenyum saat memberi kopi padanya.
“Bukannya sudah tau? Aku menyukaimu… Aku sudah bilang!”, sahut Song Yi kesal.
“Kalau begitu, sama juga dengan aku…”.
Song Yi menghela nafas, tidak percaya mendengar jawaban Ji Ahn sekarang yang berbeda dengan saat Ji Ahn menolaknya. Song Yi sangat kesal dan marah, mengatai Ji Ahn tidak normal dan seorang orang gila, benar-benar orang gila, mengatakan suka tapi tidak mau berkencan dengannya. Song Yi menuduh Ji Ahn memang mempermainkannya, sengaja tersenyum padanya dan menggodanya. Song Yi terus-menerus memukul Ji Ahn.
“Cukup! Apa aku harus berkencan denganmu hanya karena aku menyukaimu?”, Ji Ahn jadi emosi juga.
Song Yi menyuruh Ji Ahn melupakan semuanya, karena ia juga tidak mau berkencan dengan seorang orang gila. Karena Song Yi terus menerus memanggilnya orang gila, Ji Ahn menyebut Song Yi kepala ayam.
“Kenapa aku kepala ayam?”.
“Karena kau tidak bisa berpikir!”.
“Aku lebih bisa berpikir darimu!”, sahut Song Yi lagi.
“Tidak. Kau memang kepala ayam. Kau tidak bisa berpikir kenapa aku tidak bisa berkencan denganmu! Kau benar-benar tidak tau apa-apa!”.
“Lupakan! Pikir saja semaumu, kau memang orang gila! Orang gila!”.
“Kepala ayam!”.
“Orang gila!”.
“Kepala ayam!”.
Song Yi dan Ji Ahn terus saling mengata-ngatai.
Tae Oh yang sedang happy setelah mengantar Se Hyun, kebetulan lewat tidak jauh dari Song Yi dan Ji Ahn yang sedang bertengkar. Tae Oh mendekati mereka dan bertanya apa mereka sedang bertengkar. “Pergi sana!”, usir Song Yi dan Ji Ahn bersamaan. :-P.
Tae Oh menertawakan mereka dan bertanya kenapa mereka bertengkar. Song Yi berkata karena Ji Ahn psyco, sebaliknya Ji Ahn juga berkata karena Song Yi kepala ayam. Tae Oh menyuruh mereka berhenti bertengkar dan menarik Song Yi pergi. Song Yi melepaskan tangannya dari Tae Oh dan kembali mendekati Ji Ahn lagi, mengatakan bahwa Ji Ahn bukan lagi temannya dan ia juga tidak mau lagi mengenal Ji Ahn, mulai saat ini baginya Ji Ahn hanyalah seekor anjing tetangga yang kebetulan lewat…
Tae Oh menarik Song Yi lagi dan memberi isyarat pada Ji Ahn, nanti ia akan menelpon Ji Ahn. Ji Ahn menhela nafasnya, mengeluh di dalam hati bahwa ini sangat kekanak-kanakan dan ia sudah tidak tahan lagi.
Di apartemen Tae Oh, Song Yi duduk di dalam sleeping bag-nya, menutupi seluruh tubuhnya, masih kesal dengan Ji Ahn. Tae Oh kembali menanyakan kenapa Song Yi bertengkar dengan Ji Ahn.
“Ga tau…”, sahut Song Yi lemah. Kemudian Song Yi mulai menutup wajahnya dan menangis.
“Hei! Kau menangis? Kenapa kau menangis?”, tanya Tae Oh sambil menarik sleeping bag yang menutupi wajah Song Yi. Song Yi kembali menjawab tidak tau dan mengatakan ia tidak ingin hidup lagi. Tae Oh menertawakan Song Yi yang bertingkah aneh. Song Yi bertanya apa ia terlihat kekanak-kanakan, apa ia seperti orang gila? Tae Oh mengangguk-anggukkan kepalanya.
“Walapun begitu… jangan bilang begitu…”, Song Yi kembali menangis, menghentak-hentakkan kakinya di balik sleeping bag. Tae Oh hanya tertawa. Kemudian tiba-tiba Song Yi berkata bukan Ji Ahn yang orang gila, ia yang gila dan ia benar-benar bodoh. Song Yi merebahkan badannya, bergelung di dalam selimut sambil menghentak-hentakkan kakinya…
Ji Ahn sedang membantu ayahnya di dapur kedai ayam goreng dan teringat pertengkarannya dengan Song Yi tadi, Ji Ahn merasa sekarang Song Yi tidak akan menyukainya lagi. Ketika ayah Ji Ahn masuk ke dapur, Ji Ahn menanyakan kapan ayahnya akan melunasi kartu kredit karena sudah hampir sampai batas waktu. Dengan gugup ayah berjanji akan melunasinya sebelum Ji Ahn mengambil ujian pegawai negeri. Kebetulan ada pelanggan yang memanggil ayah Ji Ahn, ayah Ji Ahn cepat-cepat keluar dari dapur, menghindari pertanyaan Ji Ahn lebih lanjut.
Kemudian Ji Ahn mendapat pesan dari Tae Oh : Aku tidak tau kenapa kau bertengkar dengan Song Yi tapi cobalah mengerti dia. Dia ditolak oleh seseorang dan sekarang belum bisa berpikir lurus. Sekarang dia menangis seperti orang gila. Dia mirip seperti pasien sakit jiwa. Ini lebih buruk bagiku karena kami tinggal bersama.
Ga In mengubah style rambut Hoon, membuat Hoon setengah mati kaget dan kesal, karena besok ia akan audisi tapi rambutnya tidak sesuai dengan konsep perannya. Menurutnya orang-orang tidak mau datang ke salon Ga In bukan karena rumor yang beredar tapi karena Ga In memang tidak berbakat. Tapi begitu Ga In memuji rambut Hoon yang menurutnya cocok dan keren untuk Hoon, Hoon langsung berubah senang, dan tidak ingin Ga In mengubah syle rambutnya lagi.
Setelah Song Yi terlihat tenang, Tae Oh bertanya apa Song Yi baik-baik saja. Selain merasa buruk karena sudah mengatakan hal yang tidak baik pada Ji Ahn, selebihnya aku baik-baik saja, jawab Song Yi. Tae Oh merasa Song Yi seperti orang menderita bipolar, dalam waktu singkat suasana hati Song Yi terus berubah-ubah. Song Yi merasa ucapan Tae Oh itu benar dan mulai menangis lagi. Dan itu membuat Tae Oh kesal dan bertanya, sampai kapan Song Yi akan menangis karena si brengsek itu.
Kemudian Song Yi menceritakan hal yang menurutnya aneh, hari ini cowok itu menggenggam tangannya. Tae Oh langsung kaget. “Kau marah juga, bukan?”, Song Yi kembali menangis. Tae Oh merasa cowok itu memang aneh, dan ia memarahi Song Yi yang punya selera aneh dalam hal cowok. Tapi Tae Oh langsung terdiam karena Song Yi memandangnya marah.
Hoon mengirimkan foto dan pesan di grup : Kami sedang memanggang perut babi. Siapa yang akan membelikan soju?
Tae Oh tersenyum dan mengajak Song Yi ke tempat Ga In. Tapi Song Yi tidak mau pergi karena Ji Ahn pasti akan ke tempat Ga In juga. Tae Oh kesal dan memarahai Song Yi, mereka ‘kan berteman, jika mendengar Song Yi berkata demikian, Ji Ahn pasti akan merasa sedih.
Lalu tiba-tiba Tae Oh mengirim pesan untuk Ji Ahn di grup : Ji Ahn, Song Yi bilang dia tidak akan pergi jika kau datang.
Ga In : Kenapa? Apa kalian bertengkar?
“Benar-benar! Kenapa kau begitu?”, marah Song Yi pada Tae Oh setelah membaca pesan yang dikirim Tae Oh. Tae Oh hanya tertawa jail dan kembali mengirim pesan : Lupakan, Ji Ahn. Aku cuma bercanda. Song Yi akan datang. Jadi pastikan kau datang juga, ya.
Melihat Song Yi hanya diam saja, Tae Oh merengek-rengek membujuk Song Yi pergi karena ia sangat lapar.
Akhirnya Song Yi setuju untuk datang. Hoon penasaran, kenapa Ji Ahn dan Song Yi bisa bertenagkar dan menyuruh mereka berbaikan, menikmati perut babi panggang yang enak sekarang, dan bertengkar lagi besok hari. Tae Oh menyuruh Hoon tidak mengkhawatirkan masalah Ji Ahn dan Song Yi, yang perlu dikhawatirkan Hoon adalah style rambutnya yang aneh. Tapi Hoon merasa tidak ada masalah dengan rambutnya.
Ji Ahn berkata daripada masalah rambut Hoon, yang lebih ia khawatirkan adalah salon Ga In. Tae Oh juga merasakah hal yang sama. Song Yi berkata ia selalu merasa marah begitu melihat cermin, karena Ga In terus memotong rambut panjangnya menjadi sangat pendek. Namun Ga In merasa masalahnya ada di wajah Song Yi, Tae Oh dan Hoon juga setuju dengan Ga In. Refleks Song Yi bertanya pada Ji Ahn, apakah Ji Ahn juga berpendapat begitu. Ji Ahn menjawab tidak.
Melihat Song Yi sudah mau berbicara dengan Ji Ahn, Hoon merasa senang karena secara alami mereka sudah berbaikan. Song Yi meminta maaf karena sudah menyebut Ji Ahn orang gila dan Ji Ahn juga meminta maaf karena sudah memanggil Song Yi kepala ayam. Hoon dan Ga In kaget mendengarnya. Tae Oh mempraktekkan gaya Song Yi dan Ji Ahn bertengkar tadi, membuat Hoon dan Ga In menggoda Ji Ahn dan Song Yi yang sangat kekanak-kanakan. Ji Ahn dan Song Yi hanya diam saja.
Kemudian Song Yi berkata ia masih belum mengerti. Ji Ahn hanya meminta maaf.
Melihat Ji Ahn sudah meminta maaf, Hoon berkesimpulan bahwa Ji Ahn dan Song Yi memang sudah berbaikan dan mengajak mereka bersulang. Ga In memberi isyarat supaya mereka memelankan suaranya karena ayahnya sedang tidur, refleks keempat temannya mengikutinya dan bersulang dengan suara pelan.
Ketika Ji Ahn sudah pulang, Song Yi mengirimkan pesan untuk Ji Ahn : Aku masih belum mengerti, tapi aku masih menyukaimu…
Para senior klub mengingatkan Se Hyun yang akan menjadi penanggung jawab di seminar berikutnya. Se Hyun mengiyakan dan mengatakan ia sedang pelaon-pelan menyiapkannya. Para senior menyuruh Se Hyun untuk mencari bantuan dari anak baru sehingga tidak stres seperti di kegiatan sebelumnya. Se Hyun mengiyakan dan mengatakan ia sudah memilih orangnya, yaitu Yoon Tae Oh.
Tae Oh yang tidak tau apa-apa, sontak kaget. Se Hyun menjelaskan pada para seniornya bahwa seminar akan membahas tentang Direktur Suzuki Saejun dan Jim Jarmusch, bagaimana mereka saling mempengaruhi dan bagaimana mereka memberi pengaruh orang lain, dan membuat perbandingan antara keduanya.
Setelah selesai rapat, di luar Tae Oh mengeluhkan tentang seminar dan tidak tau harus melakukan apa. Se Hyun menantang Tae Oh yang sepertinya tidak ingin melakukannya, tapi Tae Oh mengatakan ia tetap akan melakukannya demi Se Hyun. Se Hyun mengingatkan Tae Oh bahwa seminar ini bukan main-main, tidak hanya klub mereka tapi juga melibatkan klub yang lain.
Tae Oh mengerti dan mengajak Se Hyun makan, sambil makan mereka bisa membicarakan masalah seminar. Se Hyun menebak, Tae Oh pasti tidak mengenal siapa Suzuki Seijun dan Jim Jarmusch itu. Tapi dengan sok yakin, Tae Oh berkata ia juga akan segera mengenal kedua orang itu dan menyukai kedua orang itu demi Se Hyun. Se Hyun kesal, menarik tangan Tae Oh dan menyeret Tae Oh, mengajaknya ke perpustakaan.
Jelas saja Tae Oh senang dan menggoda Se Hyun yang sekarang menggenggam tangannya lebih dulu, membuat Se Hyun malu dan melepaskan pegangan tangannya. Se Hyun menyuruh Tae Oh mengikutinya dan berjalan lebih dulu. Tae Oh pura-pura ngambek, merengek meminta Se Hyun menyeretnya karena ia suka diseret. Se Hyun hanya tertawa dan tetap tidak mau menggenggam tangan Tae Oh lagi.
Sekarang Tae Oh yang mengejar Se Hyun dan menggenggam tangan Se Hyun lebih dulu, membuat suasana sedikit canggung. “Tanganku terasa panas, ‘kan?”, tanya Tae Oh. Se Hyun menganggap itu karena cuacanya memang panas. Tapi Tae Oh mengatakan bukan karena cuaca, tapi karena ia menyukai Se Hyun. Se Hyun tidak percaya dan tetap menganggap itu hanya disebabkan oleh cuaca.
Tae Oh bergumam, berharap seandainya saat ini musim dingin. Se Hyun bertanya apa Tae Oh akan berkencan dengannya hingga musim dingin. Tae Oh mengiyakan. Se Hyun berkata ia tidak pernah berkencan lebih dari dua bulan. tapi dengan pedenya Tae Oh berkata, “Kau akan bersamaku dua bulan…”.
Ji Ahn datang ke pom bensin tempat Song Yi bekerja untuk mengisi bensin. Ji Ahn menanyakan kapan Song Yi akan pulang. Song Yi mengatakan ia baru akan pergi untuk mengganti bajunya dan sekarang Ji Ahn datang untuk mengisi bensin. Ji Ahn tersenyum dan Song Yi hanya mendengus saja.
Setelah selesai mengisi bensin, Ji Ahn menanyakan apa ia tidak mendapatkan air mineral atau tisu karena ia adalah pelanggan tetap. Song Yi menyindir Ji Ahn yang berharap terlalu banyak hanya dengan mengisi bensin 10.000 won. Ji Ahn tertawa kecil dan menggoda Song Yi yang menurutnya sangat cute jika bertingkah seperti ini. Song Yi tambah merengut dan melemparkan kunci scooter Ji Ahn ke Ji Ahn kembali. Setelah Song Yi masuk ke dalam kantor, Ji Ahn merapikan rambutnya dan menghela nafas.
Song Yi keluar dengan pakaian yang sudah diganti dan memberikan tisu pada Ji Ahn. Setelah sama-sama terdiam, Ji Ahn menyuruh Song Yi mengeluarkan dompetnya, bertanya berapa banyak uang yang dimiliki Song Yi saat ini.
“9.000 won”, jawab Song Yi setelah memeriksa dompetnya.
“Aku punya 15.000 won. Jika digabung dengan milikmu, kita punya 24.000 won. Apa kau tau bagaimana caranya bersenang-senang hanya dengan 24.000 won? Aku bahkan punya tiket bioskop gratis dan kupon makan siang gratis dari kakak kelas karena sudah membantunya. Kita bisa makan, nonton, atau pun ke kafe dengan semua yang kita miliki ini, tapi itu mungkin hanya satu atau dua kali dalam sebulan. Jadi, apa kau mau berkencan dengan cara seperti ini? Kencan kita akan menjadi kencan murah. Kencan seperti itu tidak akan terlihat buruk untukmu?’, tanya Ji Ahn.
Song Yi terdiam, seperti akan menangis. Ji Ahn berkata lagi, jika Song Yi tidak masalah dengan kencan seperti itu, maka berkencanlah dengannya.
“Kencan seperti itu tidak terlihat buruk sama sekali untukku dan aku suka dengan kencan seperti itu”, jawab Song Yi, tersenyum. Ji Ahn terlihat senang dan kembali menanyakan apa Song Yi benar-benar menyukai kencan seperti itu. “Benar-benar suka”, sahut Song Yi happy.
“Jadi, tidak masalah naik scooter seperti ini?”.
“Tidak masalah”.
Ji Ahn tersenyum dan menyuruh Song Yi naik di belakangnya. Sebelum naik ke scooter Ji Ahn, Song Yi mengatakan Ji Ahn belum dengan jelas mengatakan bahwa Ji Ahn menyukainya. Ji Ahn hanya tersenyum.
Song Yi dan Ji Ahn berteriak-teriak senang di jalan. Ji Ahn berteriak, “Han Song Yi, aku menyukaimu!”.
“Ji Ahn-a, aku juga menyukaimu!”, Song Yi balas berteriak.
Mereka terus berteriak-teriak senang, hingga di lampu merah, Tae oh berhenti di samping mereka, bertanya kenapa hari ini mereka berdua terlihat sangat akrab. Song Yi dan Ji Ahn saling berpandangan dan tersenyum senang, Song Yi menjawab hari ini Ji Ahn akan mengantarnya pulang. Tae Oh bingung karena bukannya Ji Ahn harus bekerja di minimarket, oleh sebab itulah ia yang akan mengantar Song Yi pulang. Song Yi dan Ji Ahn hanya tersenyum dan begitu lampu hijau menyala, Song Yi berteriak, menyuruh Ji Ahn jalan.
Tae Oh mengikuti scooter Ji Ahn dan kembali mengatakan ia akan mengantar Song Yi karena Song Yi tinggal bersamanya. Ji Ahn menyuruh Song Yi mengatakan pada Tae Oh untuk pergi. “Tae Oh! Tidak perlu! Pergi sana! Bye!”, teriak Song Yi.
“Kerja bagus!”, Ji Ahn memuji Song Yi dan kemudian mempercepat laju scooternya. Tae Oh yang tertinggal di belakang, memperhatikan Song Yi yang berteriak-teriak bahagia sambil melambai-lambaikan tangan padanya. Tae Oh hanya bengong, tidak mengerti apa yang sedang terjadi, yang ia tau hanyalah hari ini Song Yi terlihat benar-benar cantik.
Oh… Kenapa… hari ini Song Yi terlihat sangat cantik? Apakah Song Yi selalu cantik seperti itu? Sangat aneh, Song Yi terlihat sangat cantik hari ini… – Tae Oh
Bab 14 – Jangan Menungguku Hari Ini
Song Yi mengeluhkan baju-baju milikinya yang jelek. Ia membongkar isi kopernya, mengeluarkan semua bajunya. Tae Oh hanya diam saja melihat kelakuan Song Yi yang aneh. Sepanjang hari Song Yi terus mengeluh membuat Tae Oh kesal dan memilih menutup telinganya dengan headphone dan mencoba berkonsentrasi pada buku yang sedang dibacanya.
Sekarang Song Yi tiduran di sofa sambil melihat wajahnya sendiri di cermin. Song Yi merasa bukan baju masalahnya, tapi memang wajahnya yang menjadi masalah. Song Yi terus mengeluh, bukan cuma wajahnya, dari ujung kepala hingga ke ujung kaki semuanya bermasalah. Lama kelamaan Tae Oh tidak tahan lagi dan membuka headphonenya, memandang Song Yi marah.
Beberapa hari yang lalu, aku merasa Song Yi cantik. Aku benar-benar gila. – Tae Oh
Tae Oh mengatakan Song Yi memang benar, seluruh tubuh Song Yi memang bermasalah, walaupun softwarenya diubah tidak akan berguna jika memang hardwarenya bermasalah, terutama masalah tinggi badan. Song Yi bertambah sedih dan sekarang Tae Oh membandingnya dirinya dengan Ga In. Menurut Tae Oh, Ga In walaupun pendek tapi memiliki lekukan. Song Yi membenarkan, seluruh tubuhnya bermasalah. Song Yi bahkan melihat ke dalam bajunya dan mengeluhkan dadanya yang kecil.
Tae Oh bertambah kesal, kenapa Song Yi mempermasalahkan itu sekarang, bukannya dari dulu memang kecil… 😛
Song Yi membenarkan. Tae Oh memarahi Song Yi yang mempermasalahkan hal yang sudah lama dan sebaiknya Song Yi diam karena saat ini akhirnya ia memiliki motivasi mempelajari sesuatu yang ia sukai.
“Itu karena aku punya kencan besok…”, jawab Song Yi lemah.
“Aku tidak peduli…”, teriak Tae Oh dan refleks terdiam setelah mencerna apa yang dikatakan Song Yi. “Kencan?”.
Tae Oh masuk ke kelas dan duduk di meja sebelah Ji Ahn, terlihat agak kesal. Ia teringat jawaban Song Yi tadi.
=== Flashback ===
Dengan wajah senang, Song Yi memberitahukan Tae Oh bahwa ia berkencan dengan cowok itu. “Kenapa berkencan dengannya? Apa kau tidak punya harga diri? Apa kau bodoh? Kemarin menangis seperti bayi karena berpikir dia tidak menyukaimu”, ucap Tae Oh kesal. Song Yi merengut. “Dan sekarang kau tersenyum karena dia menyukaimu”, ucap Tae Oh lagi.
Song Yi tertawa kecil dan menjawab ia memang tidak punya harga diri.
“Apa kau tidak tau caranya jual mahal? Bersikap seperti sedikit membencinya?”, tanya Tae Oh lagi.
“Aku tidak tau. Aku sangat menyukainya jadi tidak perlu jual mahal dan aku tidak punya harga diri”, sahut Song Yi senang.
=== Flashback End ===
Tae Oh mendengus kesal dan memberitahukan Ji Ahn bahwa Song Yi berkencan dengan si brengsek itu. “Oh… Benarkah?”, Ji Ahn pura-pura tidak tau.
“Pokoknya aku tidak setuju mereka berkencan”, ucap Tae Oh marah.
“Kenapa?”.
“Dia menyakiti hatinya…”.
Ji Ahn berkata ia yakin Song Yi sudah membuat keputusan yang benar. Tapi Tae Oh berkata untuk alasan tertentu, ia membenci cowok itu, besok Song Yi akan berkencan dan sejak pagi tadi Song Yi sudah melihat cermin, membongkar isi kopernya untuk mencari baju apa yang akan dipakai. Ji Ahn tersenyum dan mengatakan Song Yi sungguh cute.
“Cute, pant*tmu…”, kesal Tae Oh.
Tae Oh melewati sebuah butik dan melihat dress yang cantik. Tae Oh memutuskan untuk masuk ke dalam butik dan meminta penjaga toko mengambilkan baju ukuran terkecil. Tae Oh juga melihat sepatu yang sepertinya cocok untuk dress itu tapi ia tidak tau ukuran sepatu Song Yi, jadi ia memutuskan bertanya di grup : Ada yang tau ukuran sepatu Song Yi? Siapa cepat, dia dapat.
Hoon yang membaca pesan itu berpikir Tae Oh sedang memberi tebak-tebakan dan akan ada hadiah. Ia bertanya pada Ga In berapa ukuran sepatu Song Yi. Ga In menggelengkan kepalanya, tidak tau. Hoon memutuskan menjawab dengan ukuran sepatu ibunya : 24.5 cm! Hadiahnya apa?
Ga In : 24.0 cm. Apa ada hadiahnya?
Hoon kesal karena ternyata Ga In juga ingin dapat hadiah, tapi kemudian ia berubah senang karena Ga In memanggilnya dengan sebutan ‘Jagi’ yang artinya sayang.
Ji Ahn : Ukuran sepatu Song Yi 23.5 cm.
Song Yi senyum-senyum membaca pesan Ji Ahn.
Di butik, penjaga butik membujuk Tae Oh membeli tas tangan juga karena pacar Tae Oh pasti akan senang. Tae Oh tidak membantah ketika penjaga butik menganggap Tae Oh akan membeli untuk pacarnya, tanpa membantah Tae Oh menanyakan harga tas tangan itu.
Song Yi terus menerus melihat Ji Ahn diam-diam melalui buku-buku yang tersusun di rak. Tiba-tiba Ji Ahn menghilang, membuat Song Yi gelagapan, sibuk mencari Ji Ahn. Dan diam-diam Ji Ahn sudah berdiri di belakang Song Yi, membuat Sonng Yi kaget. “Kenapa melihatku diam-diam?”.
“Entahlah, sudah kebiasaan…”, sahut Song Yi malu. Ji Ahn tersenyum senang dan menyuruh Song Yi terus begitu karena ia senang melihat Song Yi melakukan itu. Ketika Ji Ahn akan pergi, Song Yi menahannya, menanyakan bagaimana Ji Ahn bisa tau ukuran sepatunya. “Aku tau semuanya. Bagaimana bisa aku tidak tau?”, jawab Ji Ahn, membuat Song Yi berjingkrak-jingkrak kesenangan…
Malamnya, Tae Oh memberikan semua yang dibelinya tadi untuk Song Yi dengan gaya sok cool. Tae Oh mendorong tas kantong dengan kakinya. “Apa ini?”, tanya Song Yi.
“Sesuatu yang aku pilih sembari lewat…”.
“Lalu aku harus bagaimana?”.
“Dengan melihat saja, kau tidak tau itu hadiah?”, Tae Oh jadi emosi.
“Hadiah? Darimu? Untukku? Kenapa?”.
“Kalau tidak mau, lupakan saja…”. Song Yi cepat-cepatmemeluk tas kantong itu, menghalangi Tae Oh yang akan mengambil kembali hadiahnya dan memastikan sekali lagi apa benar ini semua miliknya. Ia baru sadar kenapa Tae Oh menanyakan ukuran sepatunya tadi siang. Song Yi mulai membongkar tas kantong dan yang pertama ia temukan adalah sekotak make-up.
Song Yi sangat senang mendapatkan lipstik dan menyukai warna lipstik yang dipilih Tae Oh. Song Yi membuka kantong yang lain dan menemukan sebuah dress. Tae Oh pura-pura tidak peduli, menyuruh Song Yi mencoba baju dan sepatunya. Song Yi melihat ke arah Tae Oh dan mengucapkan terima kasih dengan gaya sedikit manja, Song Yi bahkan menjalankan jarinya di kaki Tae Oh, membuat Tae Oh kaget dan merinding… 😛
Song Yi berjanji ia akan baik, benar-benar baik pada Tae Oh. Tae Oh berkata jika memang Song Yi berterima kasih padanya, besok Song Yi harus melakukannya dengan baik besok, jangan sampai diputus dan menangis seperti kemarin-kemarin. Song berjanji tidak akan seperti itu lagi dan menyuruh Tae Oh menunggu sebentar dan kemudian masuk ke dalam.
Song Yi berdehem, membuat Tae Oh yang sedang serius membaca buku terlonjak kaget. Song Yi bahkan mepraktekkan memakai lipstik di depan Tae Oh, membuat Tae Oh tertawa. “Bagaimana penampilanku?”, tanya Song Yi. Melihat Tae Oh diam saja, Song Yi menjadi tidak sabar, bertanya lagi bagaimana penampilannya, cantik tidak? Song Yi bahkan bernyanyi-nyanyi di depan Tae Oh.
Tae Oh menganggukkan kepalanya dan memasang wajah tidak peduli, “Cantik… bajunya, sepatunya, dan tasnya…”. 😀 Song Yi cemberut, menanyakan kembali, ia cantik atau tidak. “Semua benda itu tetap cantik walaupun dipasang di manekin..”, sahut Tae Oh. Song Yi mengucapkan terima kasih sekali lagi pada Tae Oh.
Besoknya, sebelum menemui Ji Ahn, Song Yi kembali memoleskan lipstiknya dan kemudian menemui Ji Ahn yang sudah terlebih dahulu menunggu di tempat janjian. Ji Ahn pangling melihat Song Yi, karena ini pertama kalinya ia melihat Song Yi seperti itu dan menurutnya Song Yi terlihat cantik. Song Yi tersenyum senang dan kemudian Ji Ahn mengulurkan tangannya, mengajak Song Yi pergi.
Di jalan, Song Yi dan Ji Ahn melihat badut yang sedang memegang papan bertuliskan ‘Foto dengan ponselmu dan dapatkan beli 1 gratis 1’. Song Yi dan Ji Ahn tersenyum senang, kesempatan makan es krim gratis… Dan sama-sama memotret badut itu. Dan mereka mendapatkan 2 es krim yang dibeli dan dua es krim yang gratis.
Di tempat yang lain, mereka menemukan promosi yang lain. ‘Tiga pasangan pertama akan mendapatkan gratis karikatur’. Song yi dan Ji Ahn duduk saling berpegangan tangan di depan seorang pelukis yang menggambar karikatur mereka. Ji Ahn mengambil sebuah jepit rambut dari rak di dekatnya dan memasangkannya di rambut Song Yi. Song Yi tidak mau karena harganya mahal, tapi Ji Ahn mendesak, mengatakan bahwa itu sebagai hadiah mengingat momen pertama mereka berkencan. Song Yi sangat senang dan menjepitkannya di rambutnya.
Song Yi dan Ji Ahn pulang sambil berpegangan tangan dan berhenti di depan minimarket karena sudah saatnya Ji Ahn bekerja. Ji Ahn meminta maaf karena tidak bisa mengantar Song Yi pulang.
“Tidak apa-apa. Kita ‘kan tinggal di lingkungan yang sama..”, ucap Song Yi. Ji Ahn pamit akan masuk ke dalam mini market, tapi Song Yi diam saja, tidak melepaskan pegangan tangannya. Ji Ahn menggoda Song Yi yang tidak melepaskan tangannya, Song Yi baru tersadar dan melepaskan tangan Ji Ahn. Tapi Ji Ahn menggenggam kembali tangan Song Yi, mengingatkan supaya hati-hati di jalan. Ji Ahn melepaskan genggaman tangannya dan masuk ke dalam minimarket.
Setelah Ji Ahn masuk, Song Yi baru sadar, ternyata ia menghilangkan jepit rambut pemberian Ji Ahn. Song Yi sangat panik karena itu adalah hadiah pertama dari Ji Ahn. Song Yi memutuskan kembali menyusuri jalan yang tadi ia lewati.
Tae Oh memberikan banyak buku yang sudah ia baca tentang direktur yang akan dibahas di seminar pada Se Hyun. Ia menyuruh Se Hyun untuk tidak perlu khawatir karena ia sudah menandai bagian yang penting untuk Se Hyun. Se Hyun memuji Tae Oh yang sudah bekerja keras. Tae Oh mengatakan ia menghabiskan waktu satu minggu untuk membaca semuanya. Ketika Se Hyun mengatakan ia akan mengerjakan bagian photoshop, Tae Oh langsung mengatakan ia yang akan mengerjakannya karena iitu adalah hobinya, lagipula ibunya seorang fotografer, jadi ini sudah menjadi bakatnya.
Se Hyun ingin tau, foto seperti apa yang diambil oleh ibu Tae Oh. Tae Oh mengatakan ia akan menunjukkannya ketika suatu saat nanti Se Hyun datang ke tempatnya. Melihat cara Tae Oh yang sangat santai mendekatinya, Se Hyun yakin Tae Oh memang seorang playboy. Tae Oh kontan kaget, merasa tidak nyaman karena ia benar-benar tidak ada maksud lain dari ucapannya tadi.
“Tidak apa. Aku memang ingin ke tempatmu. Kita tinggal di lingkungan yang sama tapi aku belum tau rumahmu, sahut Se Hyun.
“Baiklah. Lain waktu”, sahut Tae Oh. Tae Oh yang tersenyum senang tiba-tiba teringat tenda Song Yi yang sekarang ada di dalam apartemennya lengkap dengan segala gantungan underwearnya dan jemuran bajunya.
“Kapan?”, tanya Se Hyun. Dengan gugup, Tae Oh menjawab nanti setelah ia bersih-bersih apartemennya.
Se Hyun tertawa kecil dan kemudian mengomentari hujan yang tiba-tiba turun sedangkan ia tidak membawa payung. Dengan sigap, Tae Oh meminta Se Hyun menunggu dan berlari ke luar kafe untuk membeli payung.
Song Yi berlari, berlindung di halte. Ji Ahn mengirimkan pesan, menanyakan apakah Song Yi tiba di rumah dengan aman. Song Yi berpikir sejenak dan menjawab : Ya. Aku sudah di rumah. Jangan khawatir, bekerja saja.
Ji Ahn tersenyum dan melanjutkan lagi pekerjaannya. Song Yi mengeluh karena kehilangan jepit rambut hadiah Ji Ahn dan sekarang baju, sepatu dan tasnya juga basah. Song Yi melihat kantong plastik yang terselip di samping bangku halte dan mengambilnya. Ia menyimpan tas barunya di dalam kantong plastik, Sesaat kemudian, ia memutuskan membuka sepatunya dan menyimpannya di dalam kantong plastik.
Tae Oh kembali dari membeli payung. Melihat wajah Tae Oh yang agak basah, Se Hyun memberikan saputangannya untuk Tae Oh. Tae Oh menerimanya dan mengucapkan terima kasih dan mengelap wajahnya. Se Hyun mengometari Tae Oh yang hanya membeli satu payung saja, dengan santainya Tae Oh mengatakan ia ingin mereka memakainya bersama-sama ketika pulang nanti. Se Hyun hanya tersenyum saja.
Saat Tae Oh mengembalikan saputangan Se Hyun, Song Yi menelponnya. Kali ini Tae Oh tidak menjauh untuk menjawab telpon dari Song Yi. Tae Oh memberitahukan Song Yi bahwa ia sedang di kafe di lingkungan mereka dan bertanya dimana Song Yi. Mendengar Song Yi ada di halte, Tae Oh merasa Song Yi hanya butuh waktu 5 menit untuk sampai di rumah.
Song Yi menanyakan payung dan Tae Oh menjawab ia punya satu. Song Yi merasa lega dan meminta Tae Oh menjemputnya. Tae Oh langsung mengiyakan dan menutup telponnya. Tae Oh memberitahukan Se Hyun bahwa temannya ada di halte dan tidak bawa payung. Tae Oh meminta Se Hyun menunggu sebentar di kafe, ia hanya akan memberikan payung saja.
Tapi belum sempat Tae Oh menyelesaikan ucapannya, Se Hyun menyuruh Tae Oh pergi, jika memang Tae Oh merasa harus pergi. Tae Oh agak kaget mendengar Se Hyun langsung menyuruhnya pergi, tapi kemudian ia mengucapkan terima kasih dan bangkit dari kursinya.
Baru beberapa langkah, Tae Oh berhenti, teringat sudah beberapa kali Se Hyun selalu menyuruhnya pergi. Lalu Tae Oh berbalik, kembali ke tempat Se Hyun, menanyakan kenapa Se Hyun selalu menyuruhnya pergi, apa Se Hyun baik-baik saja jika ia pergi ke orang lain saat mereka sedang ngobrol? Se Hyun diam saja. Tae Oh menyuruh Se Hyun untuk memintanya tidak pergi, mulai hari ini, saat ini juga.
Se Hyun tersenyum dan berkata, “Jangan pergi…”.
Tae Oh tersenyum dan duduk kembali di depan Se Hyun. Tae Oh meminta Se Hyun menunggu sebentar karena ia harus mengirim pesan : Song Yi, aku tidak bisa pergi sekarang, telpon yang lainnya saja.
Song Yi tidak peduli karena yakin Tae Oh akan datang dan tetap menunggu.
Tae Oh mengirim pesan lagi : Aku benar-benar tidak bisa datang. Aku tau aku selalu datang walaupun aku bilang tidak. Jangan menungguku hari ini. Aku benar-benar tidak bisa pergi hari ini.
Setelah membaca pesan dari Tae Oh, wajah Song Yi berubah sedih.
Tae Oh mengajak Se Hyun pulang dan mengantarkan Se Hyun pulang ke rumahnya. Song Yi yang tidak mau menghubungi teman-teman yang lain, memutuskan untuk pulang menembus hujan sambil sesekali berteriak dingin. Karena tidak memakai sepatu, tidak sengaja Song Yi menginjak sesuatu yang membuat kakinya berdarah.
Tidak sengaja, Song Yi malah berpapasan dengan Tae Oh. Awalnya Song Yi tidak begitu memperhatikan orang yang berjalan ke arahnya, tapi kemudian Tae Oh memanggilnya. Song Yi terkejut dan hanya bisa berdiri canggung di depan Tae Oh dan Se Hyun…
Bersambung…
0 comments:
Post a Comment