Sunday, 15 November 2015
Sinopsis Mahaputra Episode 230
Pangeran Mahaputra, pasukan Mughal telah berhasil menerobos masuk pintu keamanan kita” Pangeran Mahaputra sangat geram melihat kondisi guru dan daerah perbatasan kerajaannya yang mulai porak poranda, tak lama kemudian Guruji meminta minum
Pangeran Mahaputra segera keluar dari gubuk tersebut berusaha mencari air, ketika Pangeran Mahaputra keluar dari gubuk itu, pasukan Jalal melihat Pangeran Mahaputra “Lihat itu Pangeran Mahaputra! Tangkap dia! Maka yang Mulia Raja Jalal akan membuat kita kaya!”
Pangeran Mahaputra segera berlari dan menghindari pasukan Mughal, Pangeran Mahaputra berhasil lolos dari pasukan Mughal dan kembali ke gubuk dimana gurunya berada dengan sebuah kendi berisi air untuk Guruji, Pangeran Mahaputra berusaha untuk membersihkan luka di tubuh Guruji
“Semua orang akhirnya harus meninggalkan dunia ini suatu hari nanti, pangeran” ujar Guruji lemas “Aku bersumpah di depanmu, Guru, kalau aku akan terus mempertahankan Mewar sampai titik darah penghabisan!” kemudian Pangeran Mahaputra bertanya tentang barood (bubuk mesiu), Guruji segera menunjukkan dimana barood itu berada,
Pangeran Mahaputra bergegas mengambilnya “Guruji, aku mohon, jangan tidur! Aku akan kembali nanti!” ujar Pangeran Mahaputra dan segera keluar dari gubuk tersebut, diluar Pangeran Mahaputra berusaha menjebak pasukan Mughal dengan bubuk mesiu yang di taruhnya di tanah hingga membuat sebuah garis yang memanjang,
Kemudian Pangeran Mahaputra berusaha membuat api dari dua buah batu yang hentakkan bersama sama, pada saat yang bersamaan pasukan Mughal melihat keberadaan Pangeran Mahaputra “Lihat itu, Pangeran Mahaputra! Tangkap dia!” prajurit segera berlari mendekat ke arah Pangeran Mahaputra,
Pangeran Mahaputra pun langsung berlari mendekat ke arah bubuk mesiu tersebut, para prajurit itu segera mengitari Pangeran Mahaputra sambil tertawa senang karena akhirnya mereka bisa menangkap Pangeran Mahaputra yang saat itu tdak memegang senjata apapun, sedangkan pasukan Mughal bersenjata lengkap,
Dari kejauhan Jalal dan Bhairam Khan melihat kejadian ini sambil tertawa senang. Namun tak lama kemudian, Pangeran Mahaputra langsung melempar batu yang dibawanya sedari tadi dan batu itu tepat mengenai batu besar yang telah di hentakkannya tadi, sedetik kemudian batu itu menimbulkan api dan meledakkan mesiu yang ada di sekitar prajurit Mughal.
Satu per satu prajurit Mughal pun tumbang sementara Pangeran Mahaputra langsung tiarap begitu melemparkan batu tersebut, hanya Pangeran Mahaputra yang selamat dengan api di tangannya, Jalal dan Bhairam Khan merasa geram melihat kondisi Pangeran Mahaputra yang baik baik saja.
Sementara itu ketiga raja sekutu Jalal juga melihat Pangeran Mahaputra dari kejauhan di atas kuda mereka masing masing “Sekarang kita harus menjebak, Pangeran Mahaputra!” ujar Nasir, sedangkan dari tempat Jalal, Bhairam Khan semakin geram melihat Pangeran Mahaputra
“Lihat, Jalal! Pangeran Mahaputra itu sendirian dia mampu melumpuhkan pasukannya sebegitu banyaknya” ujar Bhairam Khan Pangeran Mahaputra kembali ke gubuk, ke tempat gurunya terkapar “Guruji, aku akan membawa kamu ke tempat yang terdekat yang aman, dengan begitu aku bisa melawan pasukan Mughal yang lain!” ujar Pangeran Mahaputra, tiba tiba Guruji meminta air kembali,
Pangeran Mahaputra berusaha mencari air di luar namun ketika hendak menuju ke gubuk satunya, tiba tiba kalung Ajabde yang di kenakan di lehernya tersangkut pada sebuah bambu, sejenak Pangeran Mahaputra berhenti dan menoleh ke belakang dan dilihatnya kalungnya tersangkut,
Tepat pada saat itu Pangeran Mahaputra melihat ada dua penjaga yang sedang berjaga di depan sebuah gubuk melalui sebuah jendela dan dilihatnya di dalam gubuk tersebut ada setumpuk persenjataan yang disimpan disana, Pangeran Mahaputra langsung melumpuhkan kedua penjaga itu dengan sepatunya yang di ujungnya terdapat tombak kecil, kedua penjaga itupun segera tewas seketika itu juga
Pangeran Mahaputra segera masuk ke dalam gubuk tersebut kemudian mengambil kendi yang berisi air dan bergegas menemui gurunya, setelah selesai memberikan minum, Pangeran Mahaputra bertanya pada Guruji tentang Chakrapani “Aku tidak akan pergi kemana mana tanpa Chakrapani” ujar Pangeran Mahaputra sedih
“Pangeran, lebih baik, pertama tama kamu harus menyelamatkan dirimu sendiri demi tanah air kita dan ini adalah perintahku!” namun Pangeran Mahaputra menolak, Pangeran Mahaputra tetap berusaha untuk menyelamatkan gurunya dan Chakrapani.
Sinopsis Mahaputra Episode 230. Sementara itu di kerajaan Mewar, dari jendela keluarga kerajaan Mewar yang saat itu sedang mengadakan perayaan Johar, mendengar dentuman dan awan hitam yang mengepul sebagai tanda ledakkan di daerah perbatasan Peragarh
Semua orang terjekut dan khawatir dengan keadaan Pangeran Mahaputra “Aku akan pergi kesana! dan kamu Rawal Ji amankan Mewar!” ujar Raja Uday Singh, pada saat yang sama Pangeran Mahaputra akhirnya bisa menemukan Chakrapani yang sedang terkulai lemas di pojokkan sebuah gubuk, Pangeran Mahaputra berusaha membangunkan Chakrapani “Chakrapani, kita harus segera meninggalkan tempat ini secepatnya!”
Pangeran Mahaputra segera membawa Chakrapani keluar dari tempat itu namun beberapa pasukan Mughal melihat Pangeran Mahaputra, mereka segera mengejar Pangeran Mahaputra, Pangeran Mahaputra berusaha menghindar kemudian kembali membunuh prajurit itu dan Chakrapani di letakkannya di dalam sebuah gubuk yang lain, kemudian Pangeran Mahaputra kembali menemui gurunya
Di tempat sekutu Jalal yang masih terus memantau keadaan di perbatasan mendapat laporan dari salah satu prajuritnya “Kami sudah mengecek semua gubuk tapi kami tidak bisa menemukan Pangeran Mahaputra dimanapun!” ketiga Raja sekutu Jalal merasa semakin geram,
Pangeran Mahaputra sendiri sudah berada di gubuk tempat gurunya “Pangeran Mahaputra, bagaimana kamu bisa bertarung dengan pasukan Mughal yang ada disini?”, “Aku tidak bertarung sendirian, guru” ujar Pangeran Mahaputra “Aku tidak bisa berdiri diatas kakiku sendiri” ujar Guruji
“Guru, aku akan membuat sebuah rencana untuk itu! Kita harus hidup untuk tanah air kita!” ujar Pangeran Mahaputra geram “Aku bangga padamu, pangeran” puji Guruji “Aku harus membawa Chakrapani juga!”, “Hidup Mewar! Hidup Mewar! Hidup Mewar!” ujar Guruji,
Pada saat itu Chakrapani berhasil di tangkap oleh ketiga raja sekutu Jalal dan para prajuritnya, Chakrapani yang telah lemas dan tidak berdaya menjadi bulan-bulanan mereka, Chakrapani hanya bisa mengerang menahan sakit, tak lama kemudian Pangeran Mahaputra sudah muncul di depan mereka bersama dengan Guruji, rupanya Pangeran Mahaputra mengikatkan tubuh Guruji di tubuhnya sehingga Guruji bisa berdiri dan ikut bertarung dengannya,
Pertarungan diantara mereka pun tak terelakkan, dengan gagah berani dan sekuat tenaga Pangeran Mahaputra dan Guruji berusaha melumpuhkan pasukan Nasir dan pasukan Mughal yang mengepung mereka, Nasir sangat marah melihat pasukannya tumbang
“Aku akan bertarung dengan Pangeran Mahaputra!” Nasir segera maju ke depan menghadap ke Pangeran Mahaputra dan bertarung dengannya, Pangeran Mahaputra berhasil membunuh Nasir, sementara dua temannya bersembunyi ketika salah satu teman Nasir berusaha melemparkan sebuah belati, ternyata tubuhnya malah tewas di depan Pangeran Mahaputra, rupanya bala tentara Raja Uday Singh telah tiba disana dan membantu Pangeran Mahaputra, salah satu teman Nasir yang masih hidup segera melarikan diri ketika melihat Pangeran Mahaputra mendapat bantuan
Setelah semua kondisi aman, Pangeran Mahaputra sangat berterima kasih dengan kedatangan ayahnya namun sayangnya Guruji malah terkulai lemas setelah pertarungan yang menguras tenaganya, Pangeran Mahaputra sedih dan menangis “Tenang, Pangeran Mahaputra, gurumu masih hidup!” ujar Raja Uday Singh,
kemudian Raja Uday Singh memerintahkan agar Guruji segera di obati, Pangeran Mahaputra sangat berduka ketika melihat hasil dari peperangan, dimana banyak mayat mayat yang bergelimpangan, Pangeran Mahaputra melihat mayat teman temannya yang tewas demi mempertahankan perbatasan kerajaan,
Pangeran Mahaputra menangis sedih, apalagi ketika melihat mayat Rana Kheta Ji yang tewas tertindih sebuah beton bundar memanjang yang menimpa tubuhnya, Pangeran Mahaputra segera mennyingkirkan beton itu dan teringat akan sumpah yang mereka lakukan berdua antara dirinya dan Rana Kheta Ji,
Pangeran Mahaputra kembali bersumpah di depan mayat Rana Kheta Ji untuk terus mempertahankan Mewar kemudian mencium tangan Rana Kheta Ji yang bersimbah darah, Raja Uday segera menghampiri Pangeran Mahaputra dan memberikan dukungan pada Pangeran Mahaputra sambil memegang bahunya seraya berkata “Mereka telah mengorbankan diri mereka demi tanah air kita, Pangeran Mahaputra” ujar Raja Udhai Singh “Kerajaan Marwar harus membayar ini semua, ayah, mereka harus membayarnya!” ujar Pangeran Mahaputra geram.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment