Tanggal 23 september 1988... ayahnya Jung Hwan hnedak merekam dan memperkenalkan anggota keluarganya pada kamera mahal yang baru dibelinya. Tapi saat dia hendak memperkenalkan anak sulungnya, dia malah mendapati anaknya tidak ada di kamar... dia lagi asyik main video games di luar ternyata.
Dia lalu masuk kamar Jung Hwan dan meminta Jung Hwan mengatakan sesuatu pada kamera. Tapi sayang, Jung Hwan langsung mengusirnya dan menutup pintu.
Akhirnya ayah berpaling ke istrinya, berharap istrinya akan jadi satu-satunya orang yang mau direkam tapi istrinya malah langsung merebut kamera itu, memukuli suaminya dan menyuruhnya menghentikan semua ini.
Ayahnya Jung Hwan langsung kembali ceria saat Duk Sun datang dan menyapanya sambil joget-joget. Ibunya Jung Hwan menasehati Duk Sun untuk tidak menanggapi kebodohan suaminya tapi Duk Sun merasa ayahnya Jung Hwan lucu. Duk Sun datang membawakan oleh-oleh dari neneknya yang datang berkunjung.
"Duk Sun kau pasti bahagia, kau sangat mencintai nenekmu" kata ibunya Jung Hwan
"Iya, tapi besok beliau akan pergi" kata Duk Sun agak sedih sambil mengambil makanan dari piring pakai tangan.
"Hei! kenapa pakai tangan? Jorok tahu!" bentak Jung Hwan
"Urus saja urusanmu sendiri!" balas Duk Sun
Nenek tidur ditengah-tengah Bo Ra dan Duk Sun. Duk Sun memeluk neneknya dengan sayang lalu meraba-raba perut neneknya dan bertanya-tanya bagaimana bisa ke-4 anak nenek bisa keluar dari perut serata itu. Bo Ra seperti biasanya langsung mengejek Duk Sun dan memberitahu neneknya kalau Duk Sun punya panggilan 'IWESS' singkatan dari 'Idiot Who Especially Suck at Studying' (Orang bodoh yang sangat bodoh di sekolah)
Kesal, Duk Sun langsung berteriak menuduh Bo Ra juga tidak pernah belajar karena yang dilakukan Bo Ra cuma protes (unjuk rasa) saja. Kedua kakak beradik itu hampir saja bertengkar lagi kalau saja Ayah tidak cepat-cepat datang dan berteriak mengancam akan menghajar mereka kalau mereka tengkar lagi.
Duk Sun lalu tanya seperti apa pamannya yang tinggal di Amerika, apa paman lebih pintar daripada ayah. Nenek memberitahu kalau Ayah dulu jauh lebih pintar daripada paman, tapi sejak kecil paman sudah bekerja membantu mencari uang untuk adik-adiknya.
"Memikirkan pamanmu, hatiku jadi sakit" desah nenek
"Jadi putra nenek yang mana yang jauh lebih baik? Ayah selalu menelepon nenek setiap hari"
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Mereka berdua anak yang baik. Ayahmu dan pamanmu tidak pernah bertengkar. Kenapa kalian berdua tidak bisa seperti mereka? Astaga"
Duk Sun langsung membela diri dan menuduh Bo Ra sebagai biang keladi yang selalu cari perkara duluan. Bo Ra tidak terima. Mereka hampir saja mau perang jambak-jambakan lagi, tapi untunglah Ayah datang tepat saat itu juga dengan membawa senjata untuk mengancam mereka.
Keesokan harinya, semua anggota keluarga Sung kecuali Bo Ra (yang katanya pergi belajar ke perpus tapi Duk Sun curiga kalau Bo Ra pasti ikut unjuk rasa lagi), keluar untuk mengantarkan nenek yang mau pulang. Ayah menggerutu karena nenek tidak mau tinggal lebih lama. Nenek beralasan kalau dia harus pulang untuk menyiram tanamannya dan lain sebagainya.
Nenek melihat Ibu membuang sebuah vas yang sudah tidak berguna lagi. Nenek merasa sayang dan langsung memungut vas yang masih kelihatan sangat bagus itu dan membawanya pulang. Ayah langsung protes, buat apa repot-repot membawa vas padahal nenek sudah membawa banyak barang bawaan tapi nenek tetap bersikeras membawanya. Mereka bahkan terus berdebat sepanjang jalan kayak ibu dan anak pada umumnya.
Setelah nenek pulang, Duk Sun berdandan dan bersiap-siap pergi ke sekolah. Setelah meng-hair spray poninya, dia langsung gonta-ganti baju sebelum akhirnya memutuskan untuk memakai setelan kaos, celana jeans dan jaket jeans (tahun 80-an sekolah ga pakai seragam yah ternyata?).
Saat Duk Sun keluar rumah, ibu melihat jaket denim yang dipakainya dan langsung cemas karena jaket jeans itu sebenarnya milik Bo Ra. Dia memperingatkan Bo Ra kalau dia sampai ketangkap basah oleh Bo Ra maka dia pasti akan mati. Tapi Duk Sun dengan santainya menjawab bahwa Bo Ra selalu mabuk tiap hari sabtu, dia akan pulang lebih cepat dari Bo Ra nanti jadi Bo Ra tidak akan tahu.
Di luar, dia langsung minta pendapat Jung Hwan tentang penampilan barunya tapi Jung Hwan malah bilang "Aku telat, pergi sana!"
Dia lalu minta pendapat Sun Woo. Sun Woo melihatnya sekilas dan langsung tahu itu jaket jeans-nya Bo Ra lalu cepat-cepat lari ke sekolah karena dia sudah hampir telat.
Berbeda dengan kedua temannya, Duk Sun malah nyantai dan menyempatkan diri berhenti didepan rumah Taek saat dia melihat Taek keluar rumah. (Taek ga sekolah soalnya dia tanding Baduk terus).
Gara-gara Taek minum susu, Duk Sun langsung menggodanya kayak menggoda anak kecil "Minumlah susu yang banyak biar cepet gede, Taek kecilku. Kau harus cepat tumbuh biar kau bisa menikahiku" goda Duk Sun sambil nepukin bokongnya Taek.
Dong Ryong tiba-tiba menjambak rambut Duk Sun sambil memperingatkannya kalau mereka cuma punya satu menit sebelum telat ke sekolah.
Di sekolah, Duk Sun diomeli dan dinasehati teman-temannya untuk tidak telat terus. Tapi Duk Sun sama sekali tidak peduli. Saat jam istirahat, dia dan teman-temannya menghabiskan waktu main err... game berapa persen kamu dan dia saling cinta itu loh.
Sementara itu, ibunya Jung Hwan dan ibunya Duk Sun berencana mau memasak spageti untuk merayakan kemenangan Taek dalam pertandingan Baduk. Ibunya Jung Hwan berinisiatif merayakan kemenangan Taek di rumahnya karena dia yakin kalau Taek dan ayahnya tidak akan merayakannya. Ayahnya Jung Hwan kagum pada Taek dan berharap sekali kalau dia punya putri untuk dia nikahkan dengan Taek. Tapi ibunya Duk Sun langsung mengklaim kalau Taek bakalan jadi menantunya.
Ibunya Jung Hwan lalu tanya apakah Bo Ra tidak akan datang hari ini? Ibunya Duk Sun berkata kalau Bo Ra biasanya pulang telat tiap hari sabtu. Baruuuuu ngomong, eh tiba-tiba mereka malah mendengar suara Bo Ra yang pulang lebih cepat dari biasanya dan memanggil-manggil ibunya. Ibu langsung panik dan ketakutan.
Ibu makin panik dan cemas saat dia mendapati Bo Ra sedang berkemas untuk acara rekreasi klub-nya. Beberapa kali ibu tegang setengah mati saat Bo Ra menanyakan beberapa baju yang tidak ada di lemarinya... sampai akhirnya ibu benar-benar panik saat Bo Ra mulai marah-marah begitu dia menyadari kalau jaket denimnya tidak ada di lemari.
Ibu langsung membuat-buat alasan mau mencarinya padahal dia langsung naik ke rumahnya Jung Hwan lalu meminjam telepon mereka untuk menghubungi No Eul di sekolah. Begitu No Eul mendengar apa yang terjadi, dia langsung panik dan lari secepat kilat ke sekolah khusus perempuan, membanting pintu kelas Duk Sun dan berteriak "Noona! Jaket!"
Duk Sun langsung berlari pulang secepat pelari maraton olimpiade, sementara ibunya Jung Hwan dan ibunya Duk Sun menunggu kedatangannya dengan gelisah di luar rumah sambil mendengarkan teriakan dan sumpah serapahnya Bo Ra. Begitu Duk Sun sampai depan rumah, dia langsung mencopot jaketnya dan melemparnya ke udara.
Ibu berhasil menangkapnya dan langsung membawanya masuk, memasukkannya ke mesin cuci dan menyiramnya dengan air seolah jaket itu mau dia cuci. Saat Bo Ra keluar untuk membunuh Duk Sun karena dia yakin sekali pasti Duk Sun yang memakai jaketnya, ibu langsung berpura-pura seolah dia barusan menemukan jaket jeansnya Bo Ra di mesin cuci.
Duk Sun masuk rumah tepat saat itu juga dan Bo Ra langsung menatapnya dengan curiga... sebelum akhirnya dia marah-marah pada ibu karena ibu mencuci jaketnya tanpa bertanya dulu padanya.
Kesal, Duk Sun langsung membentak Bo Ra untuk dewasa dan berhenti menyusahkan ibu. Sigh! ujung-ujungnya mereka jambak-jambakan lagi. No Eul pulang tapi dia langsung sembunyi begitu melihat kedua kakaknya perang. Ibu menyusul keluar tak lama kemudian.
Tak lama kemudian, berbagai menu untuk merayakan kemenangan Taek akhirnya tersaji di meja ruang tamu rumahnya Jung Hwan. Ibunya Duk Sun dan ayahnya Jung Hwan sudah duduk di depan TV sambil nyanyi-nyanyi. Ibunya Sun Woo datang tak lama kemudian lalu disusul ayahnya Duk Sun. Ibunya Jung Hwan muncul tak lama kemudian dengan sebaskom makanan Amerika aka spageti. Dia lalu mencampur spageti dengan sausnya bukan dengan menggunakan garpu dan sendok tapi dengan tangan.
Ayahnya Taek datang tak lama kemudian dengan membawa dua bungkus ayam goreng. Ayahnya Jung Hwan lalu menaruh ayam goreng itu di kamarnya Jung Hwan untuk dimakan anak-anak, lalu muncul kembali dengan kameranya. Dia berniat merekam acara perayaan ini tapi istrinya langsung ngomel-ngomel lagi dan memerintahkannya untuk menyingkirkan alat itu. Ayahya Jung Hwan akhirnya menaruh kamera itu di lantai tapi dia tidak mematikannya.
Tak lama kemudian, anak-anak pulang dari sekolah. Mereka langsung menaruh tas-tas mereka di depan kamar Jung Hwan lalu masuk ke kamar Jung Hwan. Saat Sun Woo datang, ibunya Duk Sun langsung menyatakan cintanya padanya. Saat Duk Sun datang, dia dan ayahnya Jung Hwan langsung saling menyapa dengan gaya aneh mereka.
Bintang utama mereka muncul paling akhir. Saat Taek datang, semua orang langsung menyambutnya dengan tepuk tangan dan sorakan, ayahnya Duk Sun bahkan menyambutnya dengan bungkukan dalam-dalam seolah Taek itu orang yang sangat terhormat. Para orang tua yang punya putri, langsung perang memperebutkan Taek untuk jadi menantu mereka. Mereka kagum melihat Taek sekarang sudah besar dan dewasa.
Tapi ayahnya Taek berkata kalau Taek itu masih anak-anak, yang dia tahu cuma bagaimana cara main Baduk, Taek tidak tahu apa-apa tentang dunia ini. Karena keahliannya bermain baduk, Taek tidak sekolah jadi teman-temannya yah cuma anak-anak di blok ini.
Ibunya Jung Hwan penasaran, berapa banyak uang yang dimenangkan Taek dari pertandinga Baduknya? 50 juta Won, jawab ayahnya Taek enteng. Tapi semua orang langsung melongo kaget.
Sama seperti reaksi para orang tua, anak-anak juga langsung shock mendengar jumlah uang hadiahnya Taek 50 juta Won. Serentak, mereka semua langsung menuntut Taek untuk membelikan mereka ddukbokki.
"Taek-ah, kau kan mau ke Cina lagi. Lalu kapan kau akan kembali? Apa kau akan kembali sebelum ultahmu?" tanya Sun Woo
"Kenapa? Apa kalian mau merayakan ultahnya?" tanya Duk Sun
"Tidak. Bawakan kami minuman (alkohol)" kata Jung Hwan
Mendengar itu, Duk Sun langsung berteriak mau mengadukan mereka ke para orang tua. Tapi baru buka mulut, Sun Woo langsung menutup mulut Duk Sun dengan jarinya.
Duk Sun mengomeli mereka untuk beli saja sendiri dan jangan menyuruh Taek, tapi Dong Ryong berkata kalau Taek memang selalu mendapat minuman beralkohol mahal tiap kali dia ke Cina. Jung Hwan memperingatkan Taek untuk tidak memberikan minuman beralkohol itu pada ayahnya, Taek harus membawanya untuk mereka. Taek mengiyakannya.
Duk Sun lalu keluar untuk mengambil jus di kulkas. Sun Woo memperingatkannya untuk tidak mengaduhkan mereka ke para orang tua dan Jung Hwan memperingatkannya untuk ambil jus saja dan jangan ambil makanan yang lain.
Setelah mengambil jusnya, Duk Sun melihat adiknya Sun Woo duduk sendirian di luar. Duk Sun langsung menggodainya... tapi ujung-ujungnya malah membuat adiknya Sun Woo menangis.
Sementara itu, para orang tua sedang sibuk memberikan berbagai saran pada ayahnya Taek tentang apa yang sebaiknya dia beli dengan uang hadiahnya Taek. Ada yang berpendapat sebaiknya ayahnya Taek menggunakannya untuk membeli tanah, ada yang menyarankan sebaiknya disimpan saja di bank, ada juga yang menyarankan sebaiknya ayahnya Taek menggunakannya untuk membeli apartemen.
Tak lama kemudian, ayahnya Jung Hwan nyetel musik. Ibunya Sun Woo langsung tampil ke depan dan nyanyi-nyanyi duet sama ayahnya Jung Hwan. Duk Sun cuma melihat mereka sambil geleng-geleng. Walaupun anak-anak yang lain tidka ikut melihat, tapi mereka tahu kalau penyanyi utamanya pasti ibunya Sun Woo dan Ayahnya Jung Hwan.
0 comments:
Post a Comment