Tuesday, 29 September 2015

Sinopsis Anohana: The Flower We Saw That Day TV Drama Special ~ Part 3




FilmMania21 - Sinopsis Anohana: The Flower We Saw That Day TV Drama Special ~ Part 3, Satoshi ada diluar dan mendengarkan semuanya. Ibu masih didalam kamar dan kembali merapikan barang-barang Menma. Ia berkata kalau Yadomi-kun datang setelah sekian lama.
Ibu kelihatannya dendam pada semuanya.

Satoshi keluar membawa diary Menma dan mengejar Jintan. Ia meminta maaf atas kejadian tadi.
Jintan mengatakan tak perlu meminta maaf, salahnya sendiri karena tiba-tiba muncul.
satoshi kemudian memberikan diary pada Jintan.

Jintan duduk di bangku taman membaca diary-nya.
Itu adalah diary masa kecil mereka, dimana semuanya menulis di satu buku. Sepertinya diary itu diisi setiap hari dan bergiliran membawanya pulang.
Jintan tertawa karena yang ditulis Menma hanya membalas tulisan teman-temannya.

Tsuruko hampir menyelesaikan lukisannya, ia mengubah lukisan masa kecil Super Peace Busters dan hanya menyisakan Menma di tengah padang bunga.
Gurunya ada disana, ia mengatakan dengan kemampuan Tsuruko, maka Tsuruko akan bisa masuk ke Universitas Seni Musashino.
Tsuruko berkata itu tak mungkin, karena bahkan ia tidak bisa menyelesaikan satu lukisan ini.
Mereka kemudian membicarakan lukisan, Tsuruko mengatakan hatinya sakit saat melukis ini.
Gurunya tersenyum dan berkata, Karya seni adalah anak dari kesedihan dan penderitaan.
Tsuruko menatap gurunya. Gurunya melanjutkan, jika kau dapat melukiskannya, maka kau adalah seniman sesungguhnya.

Guru meninggalkan Tsuruko dan menyuruhnya bersemangat.
Tsuruko menghela nafas. Ia menatap lukisannya dan kemudian malah menghapus gambar Menma dengan tinta putih. WHY?
(Chotto!!! Kok kayaknya aku pernah melihat adegan seperti ini sebelumnya ya? dimana ya? anime ? drama? tentang melukis? Honey and Clover? Sakurasou Pet na Kanojo?)

Jintan masih terus membaca diary Menma. Kali ini ia membaca tulisannya sendiri, tentang ibunya yang ada dirumah sakit dan Menma membalasnya untuk membuat permohonan pada dewa agar ibu Jintan segera sembuh.
Jinta menatapnya cukup lama, permohonan?
Tiba-tiba Yukiatsu ada disana dan mengambil diary, oh, diari persahabatan kita, jadi teringat kenangan masa lalu.

Yukiatsu bertanya, apakah Menma-sama yang digunung memberi pesan padamu melalui ini?
Jintan membalas, bukankah Menma-sama yang dihutan adalah dirimu?
Yukiatsu menatap tajam Jintan, Jintan menyadarinya, ah maaf.
Yukiatsu tertawa, Jika kau ingin membawa-bawa itu sejauh ini, jangan minta maaf.
Yukiatsu membuka-buka diari, ia tersenyum membaca tulisan Menma, ia mengatakan Menma memang selalu buruk dalam hal menulis diary.
Ia membaca satu tulisan Menma, 'kita semua memutuskan membuat kembang api, tapi aku pikir itu akan sulit.'

Jintan mendapatkan ide, Hanabi?
Yukiatsu bertanya, jadi kau mendapatkan ide untuk trik simbol keabadian dari ini?
Jintan mengambil diari dan melihatnya, ya, Menma menulis tentang kembang api roket disana, Itu hal terakhir yang ditulis dalam diari.
Jintan jadi ingat Menma yang excited dengan Ryuusei Festival dan ingat posternya ada kembang api roket.
Jintan yakin, keinginan Menma pasti itu.

sebuah kenangan muncul.
7 tahun lalu saat Super Peace Busters mengunjungi ibu Jintan di rumah sakit. Ibu senang teman-teman Jintan mengunjunginya.
Menma bertanya apakah bibi belum bisa pulang.
Bibi tersenyum dan mengatakan kalau ia juga sangat ingin pulang.
Saat yang lain menyapa ibunya, Jintan sendirian di balik tirai jendela memasang wajah sedih.

Saat yang lain pulang, Menma kecil terus memikirkannya dan akhirnya ia berkata kalau mereka bisa menulis surat untuk dewa, agar ibu Jintan sembuh.
Yang lain ragu, niat Menma mungkin baik, tapi mustahil melakukannya.
Menma kemudian berlari dan menunjuk sebuah poster. YAng lain melihat poster kembang api roket, semuanya saling pandang dan tersenyum.
Mereka berniat menulis surat untuk dewa dan meletakkannya di kembang api roket, jadi akan terbang ke angkasa nantinya.

Jintan menceritakan hal itu pada Menma di rumah. Menma bersemangat, mungkin saja itu memang keinginannya.
Jintan menjadi yakin. Tapi Menma ragu, karena untuk membuat kembang api roket butuh biaya yang besar.
Jintan mengatakan tenang saja, ia bukan anak-anak lagi, jadi ia akan berusaha melakukan sesuatu.
Menma tersenyum mendengarnya.
Jintan berdiri setelah makan kue buatan Menma, ia mencuci tangan dan kesakitan karena ada luka ditangannya.
Menma menatap punggung Jintan dan mengubah ekspresinya menjadi sedih.

Jintan menghabiskan malam dengan bekerja sambilan di daerah konstruksi.
Poppo juga ada disana, ia menceritakan pada bosnya kalau Jintan ingin membuat roket hanabi demi gadis yang dicintainya.
Menma melihat Jintan yang bekerja, ia terlihat sedih, ia menggenggam tangan kirinya.

Jintan sibuk bekerja saat bos menyapanya dan mengatakan kalau Jintan tidak boleh terluka dan membuat gadis yang dicintainya menangis.
Jintan membantah, tapi si bos terus bicara, Jika kau menyukainya, pastikan kau mengatakannya dengan jelas.
Jintan kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Jintan melewati daerah yang gelap sehingga ia terjatuh dan isi bawaannya jatuh.
Tiba-tiba lampu sorot bergerak, cahayanya berpindah ke arah Jintan.
Jintan terkejut. Menma ada disana, ia yang memindahkan lampu itu.
Menma menangis menatap Jintan, Jintan sangat hebat. Bersinar-sinar.
Jintan meneruskan pekerjaannya.

demi kembang api roketnya, Jintan bahkan rela membungkuk pada pembuat kembang api agar mau menerima uang muka dulu dan sisianya akan ia bayar nanti.
Bapak itu memeriksa uangnya dan mengatakan kalau ia akan membuatnya, karena uangnya sudah cukup 200.000 yen.
Jintan kaget, karena dia hanya membawa 50.000yen.
Bapak itu berkata, teman adalah teman kan?
Ia tersenyum dan meninggalkan Jintan yang masih bingung.

Jintan pergi ke markas. Yang lain berkumpul disana. Jintan tanpa basa basi langsung bertanya, apa kalian yang memberikan uang pada boss?
Poppo tersenyum, ayo kita buat kembang api terbaik, Super Peace Busters!
Jintan berkata, siapa yang meminta bantuan pada kalian, hah?
Anaru ptotes, harusnya kau merasa lega kami membantumu!
Yukiatsu ikutan, kami tidak akan membiarkanmu sendirian yang kelihatan keren.
Tsuruko berkata, aku rasa kita semua harus terlibat, jadi, ayo kita kabulkan keinginan Menma.
Anaru berkata, Ayo kita lakukan, Jintan!

Yang lain menatap Jintan satu persatu sambil tersenyum.
Jintan berfikir dan akhirnya setuju.
Poppo bersemangat dengan rencana mereka.

Super Peace Busters bersiap untuk membantu pembuatan kembang api roket.
Menma juga ada disana, ia tersenyum bersemangat.
Dan pekerjaan pun dimulai. Poppo dan Jintan mengurusi bambu.
Yukiatsu mendengarkan rencana dari boss.
Anaru dan Tsuruko mengurus kainnya.
Menma mendekati mereka satu persatu dan ia merasa senang karena semuanya akrab seperti dulu.

saking bahagianya, Menma sampai tersandung dan jatuh.
Jintan yang melihat langsung memarahinya, kau sudah janji kau ga akan nakal makanya aku biarkan kau ikut.
Menma berkata ia tak bisa menahannya karena semuanya berkumpul demi dirinya.
Jintan terus bicara dan akhirnya sadar semuanya memandanginya karena bagi mereka ia terlihat seperti bicara sendiri.

Yukiatsu bertanya, apakah dia ada disini?
Semuanya terdiam. Jintan berkata kalau Menma sangat senang karena mereka semua membantunya.
Poppo bertanya dengan hati-hati, dimana dia?
Tiba-tiba Menma menggambar simbol di punggung Poppo membuatnya terkejut dan berteriak, ia melempar bambu dan untung Jintan sigap menangkapnya.

Anaru ketakutan dan memeluk Tsuruko karena Poppo berteriak tiba-tiba.
Jintan mengatakan kalau Menma ada di belakang Poppo.
Yukiatsu bertanya, apakah rambut Menma masih panjang?
Jintan menatap Menma dan mengatakan dibandingkan saat itu, ia sudah tumbuh sedikit.
Yukiatsu bertanya lagi, apakah ia cantik?
Jintan panik, hmmmm, aku pikir dia cantik.

Anaru yang mendengarnya menunduk sedih.
Bahkan saat tiba-tiba Jintan berkata 'diamlah' saat Menma bertanya kalau ia tidak bisa bendengarnya.
Anaru merasa kesal dan sedih, ia mengambil tasnya dan mengatakan kalau ia harus pergi.
Pak Boss yang sejak tadi ada disana jadi bingung, sejak tadi kalian bicara apa sih?

Jintan mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh semuanya bekerja lagi.
Yukiatsu mengatakan kalau sepertinya ia juga harus pergi. Ia mengambil tas nya.
Tsuruko berkata, bukankah hari ini kau tidak ada kegiatan sekolah?
Yukiatsu tidak mendengarkan dan meninggalkan mereka semua.

Tsuruko terdiam, ia tak bisa mengejar Yukiatsu dan membiarkannya pergi.

Anaru ada di kereta api dan ternyata Yukiatsu menyusulnya.
Yukiatsu duduk di dekat Anaru dan bertanya, jadi kau kalah lagi melawan Menma?
Anaru mengatakan ia tidak peduli tentang apa yang dikatakan Jintan.
Yukiatsu mengatakan Anaru selalu begitu berkata ia tidak peduli pada sesuatu yang sebenarnya ia peduli.
Anaru kesal dan memanggil Yukiatsu banci.
Sadar ia keceplosan, ia minta maaf.

Yukiatsu tersenyum, ya, ternyata lebih mudah menerimanya jika ada yang memanggilku begitu. Hey, bagaimana kalau kita berkencan?
Anaru kaget, HAH? Kau ini bicara apa sih? hentikan.
Yukiatsu menatap anaru, sebenarnya apa sih yang kalian lihat dari Jintan?
Anaru terdiam. Kemudian ia berkata, aku tidak tahu, hanya saja aku tidak bisa mengeluarkannya dari pikiranku.

Anaru melanjutkan, Bahkan setelah Menma meninggal, dia masih tidak bisa melupakannya.
Yukiatsu memotong, dan bahkan kau juga tidak bisa melupakannya, kan?
Anaru terdiam, ia menunduk.
Yukiatsu berkata, kita selalu ada ditempat yang sama, kita semua, bahkan sejak hari itu.
Anaru masih diam tapi ekspresinya menunjukkan ia setuju kata-kata Yukiatsu.
Yukiatsu menghela nafas, setelah kita menyalakan kembang api, mungkin sesuatu akan berubah.

Anaru ditempat kerja paruh waktunya.
Ia melihat shif kerja, Jintan melakukan pekerjaan setiap hari.
Jintan kemudian masuk dan anaru bertanya apakah Jintan baik-baik saja, jika kelelahan dia bisa berganti shif dengannya.
Jintan mengatakan ia baik-baik saja, jintan kemudian mengambil celemek sebagai baju kerjanya.
Anaru bertanya, apakah tidak apa-apa? Jika kita menyalakan kembang apinya, Menma akan menghilang kan?

Jintan terdiam. Anaru bertanya lagi, apa benar kau menginginkan hal itu? Apa kau yakin menginginkan semuanya berakhir?
Jintan diam saja, ia tidak menjawab. Kemudian ia mengambil kunci dan bersiap ke meja kasir.
Anaru mengejarnya, Aku tidak ingin kau pergi!
Jintan bingung, apa yang kau lakukan?

Anaru memegang bahu Jintan, pada hari itu, aku juga tidak ingin kau pergi...
Jintan bingung, hari itu?
kenangan hari itu muncul, saat Anaru bertanya pada Jintan apakah ia menyukai Menma, Jintan mengatai Menma jelek dan kabur meninggalkan mereka, Menma mengejarnya dan Anaru juga keluar mengejar Menma. Anaru kecil menangis.

Anaru berkata, Aku... selalu ingin mengatakan sesuatu...
Anaru menangis, ia memegang bahu Jintan dengan erat, Jintan... saat itu... kau mengatakan kalau kau tidak menyukai Menma... Dan itu sangat kejam, tapi itu membuatku sedikit senang. Aku terus tersakiti, bahkan sejak hari itu. aku tidak bisa memaafkan diriku karena bahagia, bahkan sedetik saja. aku selama ini tidak bisa memaafkan diriku.
Jintan menunduk, ia menyentuh tangan Anaru di bahunya,  Ia mencoba seolah tidak mendengarkan dan berkata kalau pelanggan sedang menunggu mereka.
anaru masih meneteskan air mata dan tidak peduli, Saat impiannya terwujud, bukankah Menma akan menghilang?
Jintan menahan air matanya, ia adalah orang yang pertama kali menyadari hal itu, tapi ia berusaha tidak memikirkannya. Jintan meninggalkan anaru sendirian.

Anaru melihatnya dan menangis.
Air matanya keluar dan terus keluar, Jintan no baka!!
Anaru terjatuh, lututnya lemas, ia menangis dan menangis.
(WOW, Airi nangisnya bagus banged, cuma satu yang kurang dari adegan ini, kalau seandainya Anaru memeluk Jintan dari belakang, feelnya akan lebih terasa T____T kenapa malah jadi awkward gitu cuma megang bahunya kayak ga tulus, padahal nangisnya udah bagus bangeeddd!!! AKHHHH!!! Ga disamain sama versi anime ternyata, dan lagi, kok Anaru ga nembak ya?)

"Karena kita kehilangan Menma, Ibu Menma menumbuhkan kebencian pada kita, Anaru menyalahkan dirinya sendiri, Yukiatsu juga, dan mungkin juga Tsuruko. Poppo juga. Semuanya terperangkap dalam rasa bersalah yang tidak terlihat oleh mata."


Setelah bekerja seharian, di toko dan di konstruksi, Jintan kembali ke rumah.
Ia melihat Menma tertidur di meja dan menyelimutinya.
Menma terbangun. Ia tersenyum pada Jintan dan mengucapkan selamat datang.
Jintan membalas senyumannya. Menma kembali tidur. Jintan memandanginya.
"Hanya aku... yang diselamatkan oleh Menma. Jika hanya aku yang bisa melihatnya, aku harus mengabulkan keinginannya. Bahkan jika itu berarti Menma akan menghilang."


Hari peringatan kematian ibu Jintan.
Jintan dan ayahnya pergi ke makam.
Ibu Jintan meninggal setelah 2 tahun kematian Menma, hari ini peringatan 5 tahun kematian ibunya.
Ayah berkata ini sudah 5 tahun, ibu akan terbang ke surga. Jintan ragu karena dirinya bahkan belum bisa mengurus diri sendiri.
Menma yang ada disana juga menatap Jintan.

Ayah tersenyum dan berkata, bukankah belakangan kau sudah pergi ke luar? Kau bahkan berkumpul dengan semuanya lagi untuk membuat kembang api untuk Menma.
Jintan kaget, dari mana ayahnya tahu.
Ayah bahkan menambahkan, bukankah kau diam-diam bekerja paruh waktu?
Jintan bertanya bagaimana ayahnya bisa tahu. Ternyata ayahnya cukup dekat dengan Towada-san, si pembuat kembang api.

Menma masih di makam saat Jintan dan ayahnya pulang.
Ia mengingat sesuatu.
Hari dimana ia mengunjungi ibu Jintan di rumah sakit sendirian, ia sempat ngobrol bersama ibu Jintan.
Menma kecil bertanya, apakah bibi tidak khawatir sakit-sakitan begini?
Ibu Jintan bertanya, Menma-chan, apa kau tahu tentang reinkarnasi?

Menma bingung. Ibu berkata, Jika hidupku berakhir, aku bisa kembali dilahirkan menjadi bayi sekali lagi. Tapi tidak hanya manusia, aku mungkin akan menjadi anak kucing, atau mungkin menjadi bungan kecil. Jadi, aku tidak khawatir tentang kematian. Tapi... hanya satu yang membuatku khawatir...
Menma bertanya, Apa itu? Jika ada sesuatu yang bibi khawatirkan, aku akan menghilangkannya.
Ibu tersenyum, lalu,  apa kau bisa melakukan sesuatu untukku?

Menma masih menatap makam ibu Jintan. Ia teringat janji itu. Tapi ia masih belum ingat apa itu.
Menma bingung.
                                                               Bersambung . . . 

Sinopsis Anohana: The Flower We Saw That Day TV Drama Special ~ Part 3 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment