Tuesday, 29 September 2015

Sinopsis D - Day Drama Korea Episode 2 Part 1



FilmMania21 - Sinopsis D - Day Drama Korea Episode 2 Part 1, Setelah  gempa yang tak terduga terjadi, Hae Sung serta Ji Na berhasil menghindar dari tiang yang terjatuh. Sebaliknya karena gempa  itu banyak kecelakaan yang terjadi. Hae Sung pun menelpon bala bantuan 119 untuk menerima bantuan SAR di wilayah Yonggwang-gu. Hae Sung memberitahukan ada banyak korban akibat menara yang terjatuh. Sebaliknya jurnalis yang melihat kejadian tersebut berusaha untuk merekam kejadianya dengan hpnya. Hae Sung langsung menyuruh D-dol Mi untuk segera menolong para korban dengan metode medis, karena dia seorang dokter residen ortopedi. Sebaliknya Pusat Bantuan wilayah Yonggwang pun segera meminta bantuan Tim SAR untuk dikerahkan ke wilayah Yonggwang-gu. Mobil tim SAR pun sudah siap berangkat menuju lokasi bencana.

Sementara itu, Kapten Choi sedang jalan santai bersama anak buahnya bersama tuan Kang. Tak lama Kapten Choi melihat mobil dari Kapten Yoon. Kapten Choi pun meminta anak buahnya untuk menghentikan mobil Kapten Yoon. Kapten Choi dan kapten Yoon pun berbincang. Kapten Yoon,”hari ini ada kecelakaan besar. Ayo naik..”. Tak lama tim sar serta kepolisian sudah datang ke wilayah Yonggwang-gu. Kapten Choi menyuruh anak buahnya untuk segera bergerak menolong para korban. Sementara itu, Hae Sung serta Ji Na menolong korban yang terluka di bagian punggung. Tak lama kapten Choi melihat pria yang harus menerima luka tombak besi dan tembus ke paru-parunya. Saat Hae Sung melihat pasien yang sedang patah, Hae Sung menyarankan pasien itu menjalani triase. Kapten Choi langsung bertemu dengan Hae Sung dan membawanya ke pasien dengan kondisi yang lebih gawat. Tim SAR hendak mencabut tombak besi yang tertanam dalam paru2 pasien tersebut. Namun tiba-tiba Hae Sung datang dan mencegatnya, karena tindakan itu dapat menyebabkan pendarahan yang parah.

Hae Sung pun memeriksa pasien tersebut. Kapten Choi berusaha untuk mencari cara agar tombak besi itu bisa dikeluarkan. Hae Sung memberikan harapan ke korban bahwa dia tidak akan tetap hidup. Hae Sung,”Aku akan mempertahankan nyawamu..”. Ddol Mi juga membantu pasien lain yang patah. Sementara itu, Presiden rumah sakit Mirae bersama Woo Jin berada di dalam mobil. Presiden Park Gun merasa menteri Seok akan berpihak pada rumah sakit Mirae. Woo Jin menanggapi,”Dalam aspek merawat pasien luar negeri, tidak ada rumah sakit yang sanggup menandingi kita..”. Presiden Park Gun ingin manajemen rumah sakit segera dibenahi, dan Presiden Park nampaknya ingin membantu Woo Jin dalam sebuah gugatan kasus hukum malpratiknya.


Presiden Park,”hanya bergantung pada Byeongwonjang, untuk mewujudkan impian saya, sepertinya posisinya terlalu kecil”. Sementara itu adik Hae Sung yakni Woo Sung menemukan pasien bencana lain. Woo Sung pun menelpon kapten Choi. Kemudian Kapten Choi menyuruh Kapten Yoo serta anggota tim SAR lain pergi ke lokasi Woo Sung. Tak lama, Kapten Choi, tim SAR, serta Hae Sung serta Ddol Mi datang melihat lokasi korban. Korban  itu ditimpa oleh sekumpulan pipa baja. Hae Sung serta adiknya Woo Sung sempat bertatapan mata saat memindahkan pipa baja dari korban. Kapten Yoon berusaha untuk turun ke lubang gempa untuk menyelamatkan korban di dalam sebuah mobil. Kapten Choi,”Kapten  Yoon, hati-hati waktu turun!”.

Pasien yang tertombak  besi di paru2-nya pun dibawa tim SAR ke rumah sakit. Ji Na ikut pergi dengan korban ke rumah sakit Mirae. Kapten Yoo pun berhasil turun ke dalam lubang itu bersama seorang tim lain. Korban terjebak dalam mobilnya, tim SAR,”Harus pakai jaw of life (Alat pemotong Hidrolik)..”. Hae Sung sendiri tertidur pulas di mobil tim SAR akibat kelelahan menolong korban dan kedapatan oleh Ddol Mi. Ddol Mi sedikit  kesal melihat Hae Sung yang keenakan tertidur. Akhirnya Ddol Mi berusaha untuk membangunkan Hae Sung yang tertidur pulas dengan menendang pahanya. Karena kerasnya, Hae Sung pun terbangun. Ddol Mi,”Dokter orang yang berada didalam jurang sudah diangkat keatas..”. Karena mendengar kata pasien, Hae Sung berdiri melihat keadaan pasien.

Pasien tadi sendiri sudah terluka sangat parah dengan pendarahan yang hebat. Hae Sung langsung menyodorkan stetoskopnya dan memeriksa irama jantung korban. Hae Sung melihat kondisi korban dalam kondisi yang kurang stabil. Ddol Mi,”Tekanan darah 90/40. Nadi diatas 110..”. Karena pendarahan yang hebat, Hae Sung meminta korban segera dibawa ke rumah sakit. Namun tim SAR lain mengatakan ambulans baru bisa datang paling cepat 15 menit. Hae Sung takut pasien ini malah bisa meninggal. Ddol Mi menawarkan ambulansnya untuk membawa pasien itu. Ddol Mi,”Walaupun aku hanya residen, tapi setidaknya aku juga seorang dokter..”. Ddol Mi ingin pergi dengan pasien tersebut. Ddol Mi tak ingin melihat pasien meninggal di depan matanya. Ddol Mi tak ingin ijin dokternya malah tak berguna bagi masyarakat. Hae Sung sempat terkagum sikap Ddol Mi itu.

Kemudian Ddol Mi pun membawa pasien tersebut ke rumah sakit Mirae. Ddol Mi sudah mempersiapkan O2 untuk membantu pernafasan pasien. Sambil melihat pasien Ddol Mi berkata,”Ijin praktek aku bukanlah sekedar sampah. Aku diberi izin praktek supaya aku bisa menolong orang”. Sebaliknya tim sar lain kembali ke markas mereka, namun Woo Sung masih tinggal di lokasi. Sejenak Woo Sung bertemu dengan kakaknya. Hae Sun pun berbicara ke adiknya,Hae Sung,”Kalau terluka bagaimana ?”. Woo Sung,”Kau pikir kau siapa ?”. Hae Sung,”Kalau kau terluka, Ibu bagaimana ?”. Akan tetapi, Woo Sung menyalahkan kakak Hae Sung. Hae Sung mengakui dia telah melakukan kesalahan dan Hae Sung tak ingin bertengkar lagi dengan sang adik, namun Woo Sung malah meminta Hyungnya untuk jangan pernah mengurusi urusan sang adik. Woo Sung,”Kau yang menjadi penyebab Ayah meninggal. Dan membuat kondisi ibu menjadi vegetatif”.

Woo Sung meminta Hae Sung pergi dari hadapannya. Namun karena perkataan kasar sang adik, Hae Sung langsung menampar adiknya. Hae Sung pun pergi dari hadapan adiknya, namun Woo Sung yang penuh emosi, meledek kakaknya sebagai “Manusia Jahat..”. Woo Sung mengatai Hae Sung penyebab sang ibu berada dalam kondisi koma seperti sekarang. Woo Sung,”Dokter macam apa kau ? Gara2 kau ibu menjadi seperti itu!”. Tak lama munculah kisah pilau masa lampau. Masa lampau dimana Hae Sung terbujur luka, dan melihat ayahnya meninggal saat musim salju.

Kemudian muncullah sosok Woo Sung (sehabis mengikuti wajib militer) yang memandang ibunya terbujur koma di rumah sakit Mirae, Woo Sung kasihan melihat sang ibu, namun di hadapan Hae Sung, Woo Sung yakin ibunya sedang mendapat kasus malpraktik. Woo Sung,”Harus cari tahu kenapa ibu menjadi begini”. Kemudian munculah masa sekarang dimana Woo Sung meminta Hae Sung menyelamatkan ibunya. Tak lama Hae Sung pun pergi dari hadapadan adiknya. Sementara itu, Ddol Mi berhasil membawa pasiennya di rumah sakit Mirae.

Pasiennya itu segera menjalani CT Scan. Sementara Woo Jin memeriksa pasien yang baru dioperasinya. Pasien Woo Jin itu nampaknya dalam kondisi yang tidak stabil. Woo Jin menyuruh asistennya melakukan penanganan medis, Woo Jin,”Warna isi tabung drainase juga harus dicek dengan seksama. Asupan makanannya juga harus diperhatikan..”. Di ruang UGD, Ji Na serta Ddol Mi harus melihat pasien gawat darurat mereka terlunta-lunta karena tak  ada ruangan.

Tak lama Woo Jin datang, dokter residen lain menjelaskan salah satu pasien gawat darurat mengalami Laserasi Ginjal (Ginjal Robek) berdasarkan hasil CT Scan. Sementara pasien lain, Woo Jin mendiagnosa pasien tersebut mengalami hepartorrhexis (rupture pada hepar).  Woo Jin meminta untuk menghubungi departemen urologi, namun dokter di bagian itu tak bisa dihubungi. Woo Jin,”UGD sudah tidak ada tempat tidur kosong lagi. Transfer pasien laserasi ginjal tersebut”. Tiba-tiba Ddol Mi menyahut bahwa pasien yang dibawanya lagi sekarat in. Mendengar nama Ddol Mi, Woo Jin pun teringat  masa lampau saat Ddol Mi mencium pipinya.

Kemudian Woo Jin menerangkan ke Ddol Mi bahwa dokter bedah urologi sudah tak bisa menerima pasien. Ddol Mi meminta Woo Jin memeriksa pasien itu, karena Woo  Jin adalah seorang dokter bedah ternama. Namun Woo Jin menolaknya dengan alasan urologi bukanlah bidang keilmuannya. Woo Jin pun meminta pasien itu segera dipindahkan ke rumah sakit lain, yang memiliki dokter bedah urologi.  Sebaliknya Woo Jin membiarkan pasien Ji Na untuk masuk. Kemudian Woo Jin pun pergi, namun Ji Na mengejar Woo Jin, Ji Na,”Keputusan ini kau ambil demi pasien ? Kau takut melakukan operasi yang non-profesional, yang akan mencoreng reputasimu”. Ji Na mengejek Woo Jin yang tak ingin melakukan operasi karena kondisi pasien yang sangat parah. Woo Jin menanggapi,”Kalau ternyata memang seperti ini, salahkan pilihanku ?”.

Woo Jin berkata dia hanya ingin melakukan operasi yang terbaik yang sanggup dilakukannya kepada pasien. Bagi Woo Jin tindakan mengoperasi pasien dalam kondisi seperti itu adalah sembrono. Woo Jin,”Pasien mungkin akan menjadi buah dadu yang mempertaruhkan nyawanya diatas meja judi..”. Kemudian Woo Jin pun pergi dari hadapan Ji Na. Terpaksa Ddol Mi membawa pasiennya kembali. Tak lama Ji Na datang dan dia ingin membatu Ddol Mi mencari rumah sakit yang memiliki dokter bedah urologi. Namun supir rumah sakit Busan takut membawa pasien itu karena dia bisa dipecat. Tiba2 tekanan darah pasien turun, sehingga Ji Na marah dan meminta pasien segera dibawa.

Sebaliknya Hae Sung sibuk menangani pasien reporter di rumah sakit cabang Mirae. Reporter kagum Hae Sung berhasil merawat pasien UGD dengan sendirian.Tak lama teman Hae Sung datang untuk menyambutnya di kantor yang baru. Namun karena temannya itu sudah menjalani masa koas, Hae Sung meminta temannya untuk menangani pasien lain di rumah sakitnya yang baru. Eun So Yool (Teman Hae Sung) tertawa mendengarnya,”Masa koasku itu 10 tahun yang lalu..”.  Tak lama Ddol Mi menelpon Hae Sung perihal pasien yang dibawanya dan mengalami laserasi ginjal. Ddol menerangkan RS Mirae menolak operasi terhadap pasien tersebut. Hae Sung,”Bagaimana dengan RS Pendidikan Univ Hankok ? Rumah sakit yang lain bagaimana ?”. Ddol Mi,”Sudah kutelepon. Pada bilang tidak bisa..”. Karena Hae Sung mendengar kondisi pasien dengan tekanan darah hanya 70, dia meminta Ji Na membawa pasien itu ke rumah sakitnya.

Hae Sung meminta perawat rumah sakitnya untuk menyiapkan ruang operasi. Namun perawat itu mengatakan sulit menyiapkan ruang operasi karena tak ada dokter yang bisa memantau pasien gawat darurat. Perawat,”Mana boleh melakukan operasi ?”. Hae Sung,”Aku yang operasi. Semuanya aku yang kerjakan..!”. Karena mendengar perkatan kasar dari Hae Sung, perawat Hyun Sook pun segera mempersiapkan ruang operasi, meskipun dengan kondisi yang sangat minim. Hae Sung juga meminta temannya Eun So Yool untuk segera membantunya di ruang operasi.  So-Yool,”Lee Hae Sung, kau sudah gila ya ? Aku ini psikiater, psikiater”.
Di dalam ambulans, pasien Ddol Mi tersebut tiba2 mengalami fibrilasi ventrikel. Ddol Mi pun mencari obat Epi, lalu menyuntikkannya ke infus pasien, dan melakukan CPR agar detuk jantung pasiennya normal. Tak lama pasien tiba di rumah sakit Hae Sung bertugas, sementara Ddol Mi terus melakukan CPR demi menyelamatkan pasien. Supir ambulans sendiri sudah sangat takut karena dia harus kembali ke Busan bersama Ddol Min. Namun Hae Sung membuat kejutan dengan menyuruh Ddol Mi sebagai asistennya di ruang operasi. Ddol Mi berujar dia sudah ingin kembali ke Busan. Hae Sung,”Jika kau pergi sekarang, tidak ada bedanya kau dengan pembunuh..”. Karena demi pasein, Ddol Mi pun ikut dengan Hae Sung ke ruang operasi.
Di ruang operasi, Hae Sung bahkan memukul dada pasien agar detuk jantung pasien kembali. Dokter anastesi melihat Hae Sung melakukan hal yang sia2, namun tak lama detuk jantung pasien tiba2 normal. Ddol Mi sendiri cukup gugup karena dia harus menjadi asisten Hae Sung. Di depan semua  tim operasi, Hae Sung menyadari operasi yang mereka lakukan adalah hal yang konyol. Hae Sung,”Tapi berhubung kita sebagai dokter hadir disini, jika hanya mencarikan rumah sakit untuk pasien, dan pasien meninggal dalam perjalanan, bukankah ini akan menjadi hal yang snagat menakutkan ?”. Hae Sung meminta timnya untuk segera mengembalikan nyawa pasien tersebut, sehingga dia dapat berkumpul dengan keluarganya. Dan Hae Sung pun memulai operasinya.

Sementara itu, anggota parlemen Ja Hyuk bersama istrinya Dokter Kang di rumah. Ja Hyuk menidurkan anaknya yang terlelap mendengar bacaan dongeng sang ayah. Setelah anaknya tertidur, Dokter Kang meminta  Ja Hyuk minum bersama di ruang tamu. Ja Hyuk,”Anakku telah beranjak dewasa. Dalam waktu setahun, delapan bukan aku tugas ke luar negeri sama sekali tidak ada kenagan apapun..”. Ja Hyuk berujar dia sangat ingin menjadi ayah yang baik bagi anaknya Dong Ho.

Saat Dokter Kang menyalakan TVnya, dia melihat kecelakaan besar yang menimpa distrik Yonggwang-gu. Tak lama dokter Kang mendapat panggilan ke rumah sakit karena banyaknya pasien. Demi pasien dokter Kang pun meninggalkan rumah serta suaminya. Tak lama dokter Kang datang di rumah sakit Mirae, dia kaget melihat UGD Mirae hanya dipenuhi pasien dengan pasien luka ringan. Perawat Oh menjelaskan ke dokter Kang,”Karena kecelakaan, kita kedatangan dua pasien gawat darurat. Tapi di ruang UGD hanya tersisa satu ranjang..”. Perawat Oh menerangkan dokter Woo Jin meminta pasien UGD yang menderita hepatorrhexis diobervasi, dan pasien dengan masalah laseransi ginjal sudah ditransfer ke rumah sakit lain. Dokter Kang,”Hanya menerima pasien observasi saja ?”. Perawat Oh,”Iya, karena bagian bedah urologi lagi tidak ada orang. Tanda vital pasien juga lemah”. Dan Sinopsis D-Day Drama Korea Episode 2 Bagian Pertama ini berakhir. Lanjut ke bagian ke-dua yah.

Sinopsis D - Day Drama Korea Episode 2 Part 1 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment