FilmMania21 - Sinopsis D-Day Drama Korea Episode 1 Bagian Kedua, Ddol Mi kembali ke ambulans sembari kecewa karena Dr Woo Jin tak menjawab teleponnya yang sibuk mengoperasi pasiennya dengan peralatan robotiknya. Keluar dari rumah sakit Mirae, Ddol Mi berkata,”Ayo lakukan sesuatu selama kita di Seoul..”, nampaknya Ddol Mi mengajak ajusshi supir ambulans untuk jalan2 di Seoul. Ddol Mi serta ajusshi supir ambulans menikmati angin serta pemandangan di Sungai Han. Sementara itu, Kapten Choi serta tuan Kang juga menikmati malam kota Seoul, sambil bernyanyi dan menikmati minum Soju.
Karena merasa terganggu, seorang kumpulan pecinta sepeda meminta Kapten Choi serta tuan Kang untuk tak berisik. Mereka merasa terganggu. Namun karena perkataan menyinggung dari salah seorang kumpulan pecinta sepeda itu, akhirnya tuan Kang marah dan hendak berkelahi dengannya. Tuan Choi berusaha untuk mencegat tuan Kang, namun tuan Choi malah menyenggol salah seorang wanita dari kumpulan pecinta sepeda itu dan terjatuh. Karena tak terima, temannya pun mencoba untuk memukul kapten Choi. Karena sudah terbawa emosi, tuan Kang melemparkan gitarnya ke kepala orang itu, hingga gitarnya pecah.
Akhirnya tuan Choi malah berkelahi dengan kumpulan pecinta sepeda itu. Anak buah kapten Choi malah enak-enak tidur, sementara bos mereka dipukuli. Sehabis dipukuli dan babak belur, Kapten Choi berusaha untuk mengejar kumpalan sepeda itu. Saat kapten Choi hendak menangkap mereka, kapten Choi malah trejatuh. Akan tetapi kumpulan pecinta sepeda itu malah mengalami kecelakaan beruntun dengan mobil. Disaat bersamaan, perawat teman Hae Sung (Park Ji Na) melihat kejadian itu. Park Ji Na pun memeriksa korban pesepeda itu. Pecinta sepeda it terus berteriak kesakitan di bagian dada. Setelah memeriksa bagian dada, Ji Na meminta Ddol Mi untuk menggunakan ambulans-nya agar membawa pasien pesepeda itu ke rumah sakit.
Akhirnya pesepeda itu dimasukkan ke dalam ambulans dan Ddol Mi memeriksanya. Ji Na,”Apakah ini tegangan pneumothorax ?”. Ddol Mi juga mendiagnosis pasien tersebut dengan gejala pneumothorax. Karena kondisi blue lips, Ji Na meminta Ddol Mi untuk segera melakukan tindakan medis. Ji Na pun memberikan jarum suntik ke Ddol Mi agar dia menyuntikan jarum ke bagian dada pasien itu. Ddol Mi nampak takut melakukannya. Ddol Mi,”Saya seorang residen orthopedic. Tidak pernah melakukan ini sebelumnya..”. Ji Na,”Saya seorang perawat. Haruskah saya melakukannya ?”. Ji Na sudah semakin gelisah karena bila Ddol Mi tak menusuk jarum itu, bila tak segera ditolong pasien itu akan meninggal dunia karena oksigen yang tak masuk ke paru2. Tanpa berpikir panjang, Ji Na langsung menusuk jarum itu ke dada pasien, sehingga pasien dapat bernafas. Sementara itu Hae Sung kembali ke rumah sakit Mirae, untuk mengembalikan jas kedokterannya ke Dokter Kang.
Tak lama Dr Kang mendapat panggilan telepon bahwa Ji Na sedang membawa pasien gawat darurat ke rumah sakit Mirae. Hae Sung sempat mendengar hal tersebut. Kapten Choi juga dibawa ke rumah sakit meskipun lukanya tidaklah terlalu parah. Ji Na serta Ddol Mi membawa pasien itu ke ruang gawat darurat. Dr Kang, Hae Sung, serta Dr Yoo melihat pasien itu. Dr.Yoo berkata ke Ddol Mi,”Oh, Kamu dari busan..”. Setelah memindahkan pasien itu, Dr Kang meminta dokter lain untuk memanggil dokter bedah bagian cardiothoraric serta melakukan CT Scan serta sinar X. Tak lama kapten Choi masuk juga kedalam ruang operasi bersama pengawalnya. Hae Sung sempat melihat saudaranya Woo Sung. Hae Sung mencoba untuk bermain mata agar dapat berbicara dengan Woo Sung. Namun Woo Sung malah mengabaikannya.
Saat hendak ke ruangan CT Scan, Dr Woo Jin sempat mendengar pasien pesepeda itu mengucapkan rasa terima kasih kepada Ji Na, yang sudah menyelamatkan nyawanya. Ddol Mi yang melihat Woo Jin hendak memanggilnya. Woo Jin heran dengan perkataan pasien itu, karena Ji Na hanyalah seorang perawat. Sebaliknya di ruang gawat darurat, tuan Choi bertengkar dengan para kumpulan pesepeda sebelumnya. Tak lama, seorang nenek kembali dibawa ke ruang gawat darurat. Nenek itu ditangani oleh dokter Ahn Dae Gil. Dr Kang meminta Hae Sung untuk membantu tim ruang gawat darurat kembali. Ddol Mi menunggu di depan kamar pasien pesepeda itu. Tak lama Ji Na datang, Ji Na,”Tanda vital baik dan seluruh keluarganya sudah datang segera…”.
Ddol Mi sempat kuatir karena semua orang mengganggap bahwa dialah yang menolong pasien itu. Ji Na meminta Ddol Mi tak usah kuatir, Ddol Mi,”Jika sesuatu terjadi kesalahan, salahkan saya saja..”. Saat Ji Na bertemu dengan Woo Jin, Woo Jin langsung mendekap tangan Ji Na. Woo Jin,”Kau tahu seorang perawat tidak seharusnya melakukan itu. Bagaimana jika pasien meninggal..” Ji Na,”Saya tidak akan memaafkan diriku..”. Woo Jin marah dengan Ji Na yang semakin dekat dengan Hae Sung yang justru membahayakan dirinya. Keduanya bertengkar hebat. Ji Na,”Ini sudah tiga tahun, mengagumkan Profer Han menderita karena perasaan lampau..”. Setelah mengatakan itu Ji Na pergi. Hae Sung pun memeriksa kondisi Kapten Choi, dan dia dalam kondisi yang baik. Saat Hae Sung hendak pergi, seorang pasien kakek memegang jas dokternya.
Sontak Hae Sung langsung memeriksanya. Dokter Ahn pun disuruh untuk mengambil darah dari paman itu oleh Hae Sung. Saat dr Ahn mengambilnya, tiba2 pasien itu menggigil. Ternyata dokter Ahn melakukan kesalahan diagnosis masalah diabetes pasien. Hae Sung pun menghukum dokter Ahn karena kelalaiannya dalam mendiagnosis pasien. Hae Sung,”Kepalamu tangan buat bahu ?. Pasien kedinginan. Tanda vital menurun.. Kamu bisa membunuhnya” . Tak lama Dokter Woo Jin datang ke departemen gawat darurat, Woo Jin merasa Hae Sung tak layak menangani pasien di ruangan gawat darurat. Woo Jin,”Jika sesuatu terjadi, siapa yang akan tanggung jawab ? Direktur Kang ?”. Woo Jin meminta Dokter Kang tidak membiarkan Hae Sung kembali masuk ke ruang gawat darurat rumah sakit Mirae.
Woo Jin meminta Dokter Kang bertanggung jawab atas departemennya dengan baik. Dokter Kang sempat marah mendengarnya, dan Woo Jin pun pergi. Sebaliknya seorang jurnalis datang untuk meminta Direkturnya menayangkan informasi tentang bencana alam yakni gempa . Namun direktur itu malah menyuruh anak buahnya untuk mencari gosip penyanyi Ha Jin yang sedang kencan dengan wanita muda. Dr Kang pun keluar rumah sakit, dan disaat bersamaan perawat Ji Na menghadap ke kepala Kang Kang. Ji Na,”Gawat darurat tidak menarik buatku tanpa Dr.Lee..”. Dr Kang,”Bercanda. Kau yang terbaik di ruangan gawar darurat…”
Selain itu, Ji Na secara jujur mengakui sudah memberikan bantuan pertama ke pasien pneumothorax tadi ke Dokter Kang, serta Dr Woo Jin mengetahui hal ini. Ji Na sengaja memberitahukan hal ini, karena dia takut bila Presiden Mirae mengetahuinya sehabis mendengarkan perkataan dari Dr Woo Jin. Di dalam mobil, Dr Kang memberitahukan Dr Haesung bahwa Ji Na keluar dari rumah sakit via telepon. Dr Kang juga memberitahukan Hae Sung bahwa Ji Na melakukannnya agar melindungi Dr Kang, karena Dr Woo Jin mengetahui Ji Na memberitakan bantuan kepada pasien pesepeda tersebut. Kemudian Hae Sung mencari Ddol Mi, dan menemukannya. Hae Sung memandang Ddol Mi. Hae Sung marah karena Ddol Mi menolak untuk menolong pasien akibat takut disalahkan sudah membunuh pasien. Hae Sung mengejek Ddol Mi bahwa pasien yang bodoh adalah pasien yang meninggal karena mempercayai dokter seperti Ddol Mi. Ddol Mi berusaha untuk membenarkan dirinya, namun bagi Hae Sung lebih baik membunuh daripada tidak melakukan apapun kepada pasien.
Hae Sung,”Ijinmu hanyalah sebuah kertas yang tak berguna selama kau tak bisa menusuk dengan jarum..”. Ddol Mi menjadi terdiam saat Hae Sung berkata seperti itu. Hae Sung pun pergi sembari mengejar Ji Na. Di taman, Hae Sung berhasil menemukan Ji Na. Hae Sung mengaku sudah tahu bahwa Ji Na sudah berhenti dari rumah sakit. Sebaliknya Dr Woo Jin serta Presiden rumah sakit Mirae bertemu dengan anggota parlemen Koo (Ja Hyuk) serta Menteri Pemerintahan Korea. Ja Hyuk menyarankan pemerintah agar memberikan bantuan kepada rumah sakit Mirae. Namun Menteri itu ragu aliran dana diberikan ke rumah sakit Mirae, karena Mirae adalah rumah sakit yang fokus pada masalah kanker. Presiden pun berusaha menyakinkan Menteri itu bahwa, Dokter Woo Jin memiliki reputasi yang sangat baik dalam penangan operasi menggunakan robot di dalam bahkan luar negeri.
Bagi Presiden Mirae sistem EMT (ruang gawat darurat) tidak memiliki kemajuan. Pembicaraan pun berakhir, dan Menteri hendak pergi karena memiliki sebuah janji. Di luar gedung pertemuan, Dokter Kang menyaksikan pak Menteri itu bertemu dengan seorang gadis muda. Dr Kang melihat pak menteri memeluk wanita muda itu. Ji Na dan Hae Sung pun minum So Ju bersama di restoran. Hari itu Ji Na merasa sangat bahagia, karena dia berhasil menyelamatkan nyawa seorang pasien. Hae Sung takut Ji Na justru dalam bahaya jika mengikuti gayanya dalam menyelamatkan pasien. Maklumlah Hae Sung menyelamatkan pasien tanpa mematuhi aturan hukum medis yang ada. Hae Sung sempat menyinggung masalah hubungan Ji Na dengan dokter Woo Jin. Ji Na,”Kami memiliki pertempuran yang sangat hebat. Kenapa saya tidak menjadi seorang dokter ?” Hae Sung,”kau tidak bisa lebih baik dariku..”.
Sebaliknya Ddol Mi terus sedih karena perkataan Hae Sung. Ajusshi supir ambulans meminta Ddol Mi tak memikirkan kesalahannya dan segera makan. Ddol Mi,”Saya enggak akan datang ke Seoul. Sialan..”. Hae Sung serta Ji Na pun memanggang daging dan makan bersama. Hae Sung rindu untuk melakukan operasi lagi. Namun tiba-tiba sebuah benda aneh menabrak gedung serta meja makan mereka. Hae Sung serta Ji Na segera keluar dari restoran itu. Ledakan terus terjadi diluar gedung. Ddol Mi juga kaget melihat kejadian ini. Tak lama bagian gedung lain juga ikut runtuh, dan menimpa masyarakat lain. Ddol Mi semakin takut melihat semua itu. Sebuah menara hendak jatuh ke arah Hae Sung
0 comments:
Post a Comment