Friday, 25 September 2015

Sinopsis D-Day Drama Korea Episode 1 Bagian Pertama


FilmMania21 - Sinopsis D-Day Drama Korea Episode 1 Bagian Pertama, Pada pengenalan awal drama Korea D-Day, seorang dokter sedang membalap motornya untuk menuju ke sebuah tempat. Dengan gaya nyentrik dokter itu naik motor cross lengkap dengan mengenakan baju kedokterannya. Ternyata dokter itu masuk ke ruang pengadilan. Dokter bernama Hae Sung ini nampaknya sedang didakwa untuk sebuah kasus medis. Dalam ruang sidang itu para pengacara penggugat serta tergugat saling berargumen.

Pengacara,”Pengacara tergugat memberikan asumsi dan logika yang tidak rasional”. Kedua pengacara itu saling berargumen di depan hakim untuk memenangkan klien mereka. Melihat pertempuran sengit antara kedua pengacara itu. Pihak tergugat yakni dokter Hae Sung angkat bicara di depan hakim. Dr.Hae Sung ingin memberikan pendapatnya. Hae Sung,”Penggugat gagal jantung saat dia tiba di ruang gawat darurat. CPR adalah hal yang utama untuk membuat detak jantung kembali”. Dr. Hae Sung menjelaskan bahwa tindakan medis CPR harus dilakukan oleh para dokter, meskipun tulang dan organ pasien sudah bocor, bila dokter tidak melakukan hal itu maka pasien akan bisa meninggal. Hae Sung ternyata adalah seorang dokter bedah. Seusai sidang, Hae Sung pun membalap motor crossnya pergi dari pengadilan.



Kemudian Hae Sung pun kembali ke rumah sakitnya Mirae. Sebaliknya di rumah sakit itu, dokter lain yang bernama Woo Jin sedang menangani pasien lain. Dr. Woo Jin menangai seorang pasien yang sudah mengalami biopsy kanker, dan Woo Jin sedang menentukan sebuah langkah yang tepat untuk memutuskan pembedahan pada pasien tersebut. Dokter Woo Jin menyarankan pasien itu melakukan CT scan dan endoscopi. Selain itu, pemeriksaan pada bagian paru-paru juga disarankan oleh dr. Woo Jin. Namun pasien itu malah menantang rekomendasi dari dr. Woo Jin. Pasien itu berargumen saat dia mencari informasi di internet, pemeriksaan paru-paru tidak dibutuhkan. Karena hal itu, dr Woo Jin berkata,”Apakan Anda mempercayai internet dibangingkan saya ?”.

Dr Woo Jin meminta pasien itu untuk segera melakukan pemeriksaan, karena bila area kankernya menyebar akan sulit melakukan pembedahan. Woo Jin pun meminta pasiennya untuk segera melakukan CT scan paru-paru. Sementara itu di ruang gawat darurat, dr Hae Sung kembali menangani pasien lain yang sedang mengalami masalah medis di wilayah kepala serta perut. Pasien itu sedang mengalami kecelakaan mobil di dekat lampu lalu lintas. Pasien itu dibawa ke ruang gawat darurat untuk menjalani pemeriksaan X-Ray. Hae Sung menangani pasien lainnya, dan memeriksanya. Kala itu, ruang gawat darurat Mirae sangat padat dengan beberapa pasien kecelakaan.

Kemudian datanglah seorang pasien lagi, karena pasien itu sangat parah, dr Hae Sung melakukan tindakan cepat dengan memeriksa bagian perut pasien. Tanpa berpikir panjang, Hae Sung langsung ingin pasien itu dibawa ke ruang operasi, karena pendarahan berat terjadi di bagian perut. Namun dokter lainnya yakni dr Kang sedikit jengkel dengan tindakan Hae Sung ini. Dokter itu ingin pasiennya menjalani lebih dahulu CT scan, namun bagi Hae Sung tindakan itu akan terlambat dan bisa jadi pasien dalam keadaan bahaya.  Dokter Kang  mencegah penanganan dari Hae Sung karena dia  tengah dalam masalah hukum. Tak lama Dokter Kepala (Presiden) datang, “Diagnosa tepat, pembedahan tepat. Ini adalah spirit dari rumah sakit Mirae. Dokter, temukan sebuah rumah sakit untuk tranfer.”.

Saat Dokter Kepala (Presiden) ingin mentransfer pasien itu, Hae Sung mengatakan pasien dipastikan akan meninggal saat dalam perjalanan ke rumah sakit. Dokter Kepala (Presiden) tetap tak ingin menangani pasien itu karena rumah sakit Mirae hanyalah rumah sakit yang khusus dalam menangani kanker dan tulang. Dokter Kepala (Presiden) mengatakan semua ruang operasi telah penuh. Akan tetapi, Hae Sung tetap berargumen kesempatan hidup pasien ini sekitar 10%.
Dokter Kepala (Presiden) hendak menemukan rumah sakit lain untuk pasien ini. Dengan tidak mengindahkan dokter kepala, Hae Sung tetap membawa pasien itu ke ruang operasi. Dokter Hae Sung pun membedah pasien itu dibantu dengan dokter lain. Di ruang operasi Hae Sung cukup sulit untuk menemukan pendarahan pasien. Tiba-tiba terjadi serangan jantung. Hae Sung melakukan tindakan medis dengan metode CPR. Hae Sung berusaha untuk mengembalikan detuk jantung pasien tersebut.

Sementara itu, dr Woo Jin menangani pasiennya dengan peralatan yang sangat canggih. Tanpa kesulitan, dr Woo Jin melakukan pembedahan dengan peralatan digital. Dengan sangat mudah, Woo Jin memeriksa pasiennya dengan peralatan bedah canggih tersebut. Hae Sung terus melakukan CPR, namun dr Yoo meminta Hae Sung menghentikan tindakannya, karena nyawa pasien sudah melayang tak berada di raga lagi. Dr Yoo mengakui sangat sulit untuk menemukan titik pendarahan dari pasien tersebut. Dr Yoo sudah ingin mengumumkan kematian dari pasien, namun Hae Sung marah, dia ingin berjuang keras demi keselamatan pasien.

Dr Yoo mengejeknya sebagai orang yang sudah terhipnotis dengan kisah hero di komik. Dengan gigih melakukan tindakan CPR, tiba-tiba detuk jantung dari pasien kembali. Hae Sung kembali  berusaha mencari lokasi pendarahan pasien dibantu dengan dr Yoo serta perawat. Namun karena pendarahan yang tak kunjung henti, kondisi pasien gawat dan mungkin akan mengalami serangan jantung. Dengan berani Hae Sung memasukkan foley catheter ke tubuh pasien. Sedangkan dengan peralatan canggih Woo Jin sudah berhasil menangani pasiennya. Di tengah pendarahan yang hebat dari pasien, Hae Sung terus mencari  titik pemicu pendarahan pasien dengan jalan konvensional. Hae Sung menyuruh perawat menyuntikkan air ke dalam chateter tersebut. Tak lama dokter anastesi mengatakan kondisi vital pasien akhirnya berjalan normal.

Sambil menatap dokter Yoo, Hae Sung berkata,”Bukan monitor vital yang mengumumkan kematian. Itu adalah dokter yang menyerah dengan pasiennya. Selama kamu tidak menyerah, berpikirlah pasien masih hidup”. Sementara itu Dokter Kepala (Presiden) mengadakan rapat umum dengan para dokter. Dokter Kepala (Presiden) hendak menghilangkan pembentukan anggaran terhadap pembelian kebutuhan bencana alam. Bagi Dokter Kepala (Presiden) masalah anggaran bencana bukanlan menjadi tanggung jawab bagi rumah sakit kanker seperti Mirae. Dokter Kepala (Presiden) membahas perihal rumah sakit Mirae yang mencoba untuk mendapat dana bantuan pemerintah sebesar 40 juta dollar. Dokter Kepala (Presiden) sedang berencana untuk memutuskan penggunaan anggaran itu  apakah diberikan ke bagian EMT rumah sakit yang ditangani oleh Dr.Kang, ataukah diberikan ke pusat pembedahan robot yang dipimpin oleh Profesor Han Woo Jin.

Dokter Kepala (Presiden) berujar keputusan itu akan dibicarakan pada bagian komite rumah sakit Mirae. Sementara itu di ruang tim bedah, Hae Sung duduk bersama Dr Kim serta dokter bedah lain. Dr Hae Sung menyindir Dr. Yoo karena tindakannya yang sudah menyerah dengan pasiennya di ruang operasi.  Dr. Kim mengaku takut saat berada di ruang operasi, karena mereka melakukan operasi tanpa melakukan CT Scan terlebih dahulu. Saat dr Hae Sung pergi bersama dokter Kim, Dr Yoo sempat tersinggung. Tak lama Direktur Kang  datang ke hadapan Hae Sung, Dr Kang  meminta Hae Sung masuk ke ruangan Presiden rumah sakit Mirae.

Dr. Kang marah karena Hae Sung menolak perintah melakukan CT scan serta mentranfer pasien itu ke rumah sakit lain. Hae Sung meledek Dr Kang sebagai dokter yang memanfaatkan bagian ruang gawat dararut untuk mencetak uang bagi Presiden. Hae Sung,”Tidak dekat. Pasien kanker tinggal disana buat tempat tidur di rumah sakit..”. Dr Kim,”Dana pemerintah akan mengubah departemen gawat darurat kita, tempat duduk pasien kanker, bisa jadi sebuah pusat trauma dan sebauh department gawat darurat buat luka kecil..”. Dr Kim meminta Hae Sung untuk mengikuti keputusan Presiden, sehingga bisa menyelamatkan nyawa pasien lebih banyak. Hae Sung menjadi bingung dengan Dr Kim, yang menggunakan alasan demi kepentingan pasien. Hae Sung pun menghadap Presiden rumah sakit Mirae di ruangannya.

Presiden kagum dengan kemampuan Hae Sung yang mengubah kesempatan hidup pasien yang hanya 9% menjadi 100% mukjizat. Namun Presiden juga marah bila Hae Sung justru gagal menemukan titik pendarahan pasien, dan malah melakukan operasi tanpa prosedur CT Scan, malah akan menjadi sejarah yang buruk bagi rumah sakit Mirae. Hae Sung berjanji akan melakukan banyak keuntungan bagi rumah sakit Mirae. Presiden menangapi,”Juga banyak perkara hukum No 1 kompensansi. Jadi Defisit..”. Bagi Presiden sosok Hae Sung adalah bom bagi rumah sakit Mirae, sehingga Dr Lee Hae Sung direlokasi ke rumah sakit Mirae Hanggang. Hae Sung cukup kaget mendengarnya. Rumah sakit Mirae Hanggang termasuk rumah sakit yang sangat jauh dari standar medis, karena tidak memiliki ruang gawat darurat serta ICU. Bagi Presiden itu sangat nyaman buat Hae Sung.

Hae Sung menanggapi,”Apakah ini hukuman untuk mengambil pisau bedah dari tanganku ?”. Presiden,”Enggak2x, Pilihan buat rumah sakit. Pencegahan penyakit adalah penting.”. Presiden bahkan ingin mentransfer ibu dari Hae Sung. Namun Hae Sung meminta Presiden tak melakukan hal itu karena  ibunya sedang mengalami koma dan sering mengalami serangan jantung. Hae Sung,”Tolong biarkan dia tinggal. Jagalah ibuku..”. Presiden,”Bagaimana dengan menbuat sumpah untuk tidak menjalankan sebuah pembedahan sirkus ?”.

Presiden Mirae miminta Hae Sung berlutut atas sumpahnya tidak melakukan pembedahan secara serampangan lagi, namun Hae Sung memilih untuk pergi. Hae Sung pun duduk merenung di depan rumah sakit Mirae. Di ruang gawat darurat, seorang parawat memberitahukan bahwa Hae Sung akan pergi dari rumah sakit Mirae. Saat  seorang perawat rumah sakit Mirae mengetahuinya, dia pun pergi menghadap Hae Sung untuk mengetahui kebenaranya.

Meskipun rumah sakit Mirae Hanggang tak pernah melakukan pembedahan, Hae Sung tetap akan pergi kesana. Hae Sung pun harus membawa dirinya serta ibunya yang koma ke rumah sakit daerah Mirae Hanggang. Dengan peralatan yang  sederhana, ibunda Hae Sung dirawat di sebuah kamar. Awalnya, perawat Hanggang merasa enggan merawat ibunda Hae Sung, namun Hae Sung mengatakan perawat itu  terlihat seperti lebih mudah darinya. Karena pujian itu, perawat Hanggang itu bersikap baik kepada Hae Sung. Hae Sung memandang ibunya dan berjanji akan sering datang ke kamarnya selama bekerja.

Hae Sung,”Kau akan terkejut ketika kamu bangun..”. Di sebuah ruang pertemuan sekumpulan orang membahas akan adanya gempa bumi yang akan menyerang negara Korea. Para ahli itu takut gempa akan menyerang Korea. Namun salah seorang hadirin yang hadir dalam presentasi itu, hanya mengganggap remeh apa yang dijelaskan ahi tersebut mengenai gempa. Menurut anggota parlemen Koo (Jahyuk) pemerintah Korea wajib memberikan dana khusus buat bala bantuan. Setelah keluar dari ruangan, angota perlemen Koo meminta jurnalis untuk menulis sebuah artikel tentang gempa bumi. Jurnalis menjawab,”Yah, saya akan…”. Tak anggota parlemen Koo (Jahyuk)  mendapat telepon dari Dr Kang. Dr Kang meminta Jahyuk untuk membelikannya minuman. Sementara itu anggota tim pemadam kebakaran mendapat arahan dari Direktur mereka. Di rumah sakit Hanggang Hae Sung hanya menangani pasien anak-anak dengan operasi ringan.

Tak lama seorang dokter residen (tokoh Jung Ddol Mi) keluar dari ambulans. Dia hendak mencari kamar mandi, namun karena kamar mandi perempuan penuh antrian, dokter residen Ddol Mi masuk ke kamar WC pria. Dokter residen (tokoh Jung Ddol Mi) masuk ke WC dan membuang tinjanya disana, sejenak dokter residen (tokoh Jung Ddol Mi) kentut. Setelah mengeluarkan tinjanya, Ddol Mi pun membaca artikel dimana terdapat foto dari tokoh dr Han Woo Jin. Nampaknya Dokter residen (tokoh Jung Ddol Mi) ini adalah penggemar dari Dr Woo Jin. Ddol Mi,”Dr Han, tunggu daku. Saya dalam perjalanan kesana…”.

Sementara itu seorang pria dengan gitar bernyanyi di bawah jembatan (dia adalah tuan Kang) . Tak lama kapten Choi datang. Tuan Kang,”Kapten Choi, Temanku yang baik..”. Tuan Choi,”Kenapa kau menelpon stasiun melaporkan bunuh diri selama aku bertugas ?”. Tuan Kang,”119 datang padaku. Ini berarti kesayangan..”. Tuan Choi,”Kamu menghabiskan pajak..”. Ddol Mi pun sampai di rumah sakit Mirae dan membawa pasiennya yang dipindahkan dari rumah sakitnya.
Setelah menbawa pasien itu, Ddol Mi sempat memandang poster dari dr Han Woo Jin. Ddol Mi memuji dokter Han sebagai dokter bedah robot terbaik di Korea. Ddol Mi meminta ajushii supir ambulans untuk tak langsung kembali ke rumah sakit, karena Ddol Mi ingin bertemu dengan seseorang. Sementara itu dr Woo Jin sedang sibuk melakukan bedah dengan bantuan robot. Tak lama dia mendapat telepon bhawa seseorang dari Busan ingin bicara dengannya, dan yang menelpon Woo Jin adalah Ddol MI.  Dr Woo Jin menanggapi,”Jangan menerima telepon apapun selama operasi. Itu bisa mengganguku.”.

Sinopsis D-Day Drama Korea Episode 1 Bagian Pertama Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment